Sepak Terjang Ho Chi Minh sebagai Figur Revolusioner Vietnam

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 20 Mei 2022 04:28 WIB

Presiden Vietnam Tran Dai Quang berdiri di depan patung pemimpin revolusi Vietnam, Ho Chi Minh, dan bendera nasional Vietnam sebelum pertemuan di Istana Presiden di Hanoi, Vietnam, 13 September 2018. Rumor Quang sakit dalam beberapa bulan terakhir telah menyebar luas di media sosial. Dia terakhir kali muncul di publik saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Hanoi, Vietnam, pada 11 September 2018. REUTERS/Kham

TEMPO.CO, Hanoi -Ho Chi Minh merupakan seorang mantan Perdana Menteri dan Presiden Vietnam Utara. Ia merupakan sosok politisi revolusioner yang membekas di ingatan warga Vietnam.

Sebab, Ho Chi Minh memiliki peran yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Vietnam selama Perang Dunia II.

Meskipun dikenal sebagai orang yang sangat berpengaruh di Vietnam, Ho Chi Minh ternyata merupakan seseorang yang dilahirkan dari keluarga sederhana.

Dilansir dari britannica.com, ayah Ho Chi Minh merupakan seorang akademisi bernama Nguyen Sinh Huy yang karirnya tidak terlalu cemerlang. Akibatnya, hidup Nguyen dan keluarganya tidak terlalu sejahtera.

Ho Chi Minh dilahirkan di sebuah desa yang berada di pusat Vietnam tepat tanggal 19 Mei pada tahun 1890 atau 132 tahun yang lalu.

Bakat dan ketertarikan Ho Chi Minh terhadap dunia politik sudah terlihat sejak usia muda. Ho Chi Minh sempat mendapat kesempatan untuk bersekolah di sebuah sekolah negeri di Kota Hue.

Belum sempat menyelesaikan pendidikannya, sebagaimana dilansir dari history.com, Ho Chi Minh sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah karena terlibat dalam aksi protes terhadap Kaisar Bao dan pengaruh kolonialisme Prancis pada waktu itu.

Pada 1911, Ho Chi Minh mengganti namanya menjadi Ba untuk kepentingan perlindungan diri dari represi kekaisaran dan penjajah Prancis.

Dengan menggunakan nama tersebut, Ho Chi Minh berhasil mendapat pekerjaan sebagai koki di sebuah kapal uap. Sebagai pegawai kapal uap, Ho Chi Minh mendapat kesempatan untuk singgah ke beberapa kota besar di dunia, seperti New York, Boston, London, dan Versailles.

Kota Versailles di Prancis merupakan tempat persinggahannya yang paling berpengaruh.

Selama enam tahun tinggal di kota tersebut (1917-1923), Ho Chi Minh menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan hak warga negara Vietnam di Prancis.

Dia menggunakan nama Nguyen Ai Quoc atau Nguyen the Patriot. Pada 1919, bersama dengan warga negara Vietnam di Prancis, Ho Chi Minh mengajukan petisi berisi delapan tuntutan pada Konferensi Perdamaian Paris 1919. Tuntutan paling penting yang ia ajukan pada waktu itu adalah keadilan bagi kawasan Indocina yang terjajah.

Advertising
Advertising

BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca : Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di Vietnam dan Bahasa Wajib Tentara Kamboja


Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

15 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

22 jam lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

1 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

1 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot

3 hari lalu

Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot

Keputusan petinju Muhammad Ali tolak wajib militer berbuntut panjang. Pada 29 April 1967, gelar tinju kelas berat dunia dan lisensi tinjunya dicopot.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

3 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

3 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

5 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya