India: Banjir di Assam, Gelombang Panas di New Delhi
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 18 Mei 2022 14:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 500.000 orang mengungsi di negara bagian Assam, India timur laut untuk menghindari banjir besar yang dipicu oleh hujan pra-musim yang menenggelamkan tujuh orang, Rabu, 18 Mei 2022.
Salah satu sungai terbesar di dunia, Brahmaputra, yang mengalir ke India dan negara tetangga Bangladesh dari Tibet, meluap di Assam selama tiga hari terakhir, membanjiri lebih dari 1.500 desa.
Hujan deras melanda sebagian besar negara bagian yang terjal, dan hujan deras berlanjut pada hari Rabu, dengan perkiraan lebih tinggi lagi dalam dua hari ke depan.
"Lebih dari 500.000 orang telah terkena dampak, dengan situasi banjir berubah kritis dari jam ke jam," kata menteri sumber daya air Assam, Pijush Hazarika, kepada Reuters, dan menambahkan bahwa tujuh warga tenggelam dalam insiden terpisah selama tiga hari terakhir.
Tentara India menyelamatkan lebih dari 2.000 orang yang terperangkap di distrik Hojai dalam upaya penyelamatan yang terus berlanjut, kata menteri kesehatan negara bagian itu, Keshab Mahanta.
Ketinggian air di Brahmaputra diperkirakan akan meningka, kata otoritas nasional.
"Situasinya tetap sangat buruk di distrik Dima Hasao yang paling parah dilanda bencana, dengan jalur kereta api dan jalan terputus akibat banjir dan tanah longsor," kata menteri pendapatan Assam, Jogen Mohan, yang mengawasi upaya bantuan di sana.
Kota-kota di tempat lain di India, terutama ibu kota, New Delhi, sedang dilanda gelombang panas.
Berikutnya: Gelombang panas, suhu New Delhi sampai 49 derajat
<!--more-->
Dengan suhu bulan ini yang menembus 49 derajat Celcius di New Delhi, permintaan AC meningkat tajam dengan penjualan akan mencapai 8,5-9 juta unit tahun ini, naik dari rekor 2019 sebelumnya sebesar 6,5 juta, kata kepala Asosiasi Produsen Elektronik dan Peralatan Konsumen (CEAMA).
Namun kedatangan komponen yang tertunda dari Cina akibat Covid, dapat menyebabkan kekurangan produk premium.
"Pasar sangat bagus karena tahun ini, kami mendapat panas di paruh kedua Maret daripada April," kata Presiden CEAMA Eric Braganza, mantan kepala Haier Appliances India, Selasa.
Permintaan listrik juga mencapai rekor tertinggi karena India mencatat Maret terpanasnya dalam lebih dari satu abad dan April yang luar biasa panas.
India mengalami bulan Maret terpanasnya dalam lebih dari 100 tahun dan beberapa bagian negara itu mengalami suhu tertinggi yang pernah tercatat pada bulan April.
Banyak tempat, termasuk New Delhi, suhu mencapai di atas 40 derajat Celcius. Lebih dari dua lusin orang meninggal karena serangan panas sejak akhir Maret.
Perdana Menteri Narendra Modi telah meminta pemerintah negara bagian untuk menyusun langkah-langkah untuk mengurangi dampak panas yang ekstrem.
Suhu di dalam dan sekitar New Delhi kemungkinan akan lebih rendah selama tiga hari ke depan, tetapi Departemen Meteorologi India (IMD) telah memperkirakan gelombang panas lagi pada hari Jumat.
Reuters