McDonald's Jual Bisnisnya di Rusia akibat Invasi Putin ke Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 17 Mei 2022 07:00 WIB

Logo restoran McDonald's terlihat di jendela dengan pantulan menara Kremlin di pusat kota Moskow, Rusia, 9 Maret 2022. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - McDonald's menjual semua restorannya di Rusia karena invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Dalam pernyataannya pada Senin, 16 Mei 2022, McDonald's mengatakan, bisnisnya di Rusia tidak lagi dapat dipertahankan karena tidak selaras dengan nilai-nilai perusahaan. McDonald's Rusia memiliki 850 gerai dan 62.000 pegawai.

CEO McDonald's, Chris Kempczinski, mengatakan dedikasi dan loyalitas para pekerja dan pemasoknya di Rusia membuat keputusan perusahaan terasa sulit.

"Namun, kami memiliki komitmen terhadap komunitas global kami dan harus tetap teguh pada nilai-nilai kami," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Independent.

Secara terus terang, ia mengakui invasi Rusia di Ukraina menjadi alasan utama penjualan itu.

"Tidak mungkin untuk mengabaikan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina. Dan tidak mungkin membayangkan Lengkungan Emas mewakili harapan dan janji yang sama yang membawa kami memasuki pasar Rusia 32 tahun lalu," kata Kempczinski dalam surat kepada karyawan.

Sebelumnya, perusahaan yang berbasis di Chicago itu pada awal Maret mengumumkan bahwa mereka menutup sementara tokonya di Rusia. Saat itu mereka janji akan terus membayar gaji karyawan.

Pihak perusahaan mengaku akan berusaha mencari investor Rusia agar mempekerjakan para pegawai itu dan membayar mereka sampai akhir penjualan. Akan tetapi sampai saat ini belum jelas apakah sudah ada calon pembeli.

Saat mencoba menjual restorannya, McDonald's berencana untuk mulai menghapus lengkungan emas dan simbol serta tanda lainnya dengan nama perusahaan. Perusahaan sendiri mengatakan akan mempertahankan merek dagangnya di Rusia.

Keputusan McDonald's untuk pergi ini datang ketika raksasa makanan dan minuman Amerika lainnya termasuk Coca-Cola, Pepsi dan Starbucks telah menghentikan atau menutup operasi di Rusia dari pada menghadapi sanksi Barat. Perusahaan raksasa energi Inggris Shell dan BP hingga pembuat mobil Prancis Renault juga telah menarik diri dari Rusia.

McDonald's adalah restoran cepat saji Amerika pertama yang dibuka di Uni Soviet pada tahun 1991. McDonald's pertama di Rusia dibuka di tengah kota Moskow lebih dari tiga dekade lalu, tak lama setelah runtuhnya Tembok Berlin.

Reuters melaporkan, perusahaan mengharapkan mencatat biaya non-tunai sebesar $1,2 miliar hingga $1,4 miliar setelah penjualan. Tahun lalu,McD menghasilkan sekitar 9%, atau $2 miliar, dari pendapatannya di Rusia dan Ukraina.

Advertising
Advertising

Rantai burger terbesar di dunia pada bulan Maret memutuskan untuk menutup 847 restorannya di negara itu, termasuk lokasi Pushkin Square yang ikonik di pusat kota Moskow.

THE INDEPENDENT | NBC BAY AREA | REUTERS

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

8 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

4 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya