Covid-19 di Korea Utara: 1 Meninggal, 187 Ribu Dirawat

Reporter

Terjemahan

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 13 Mei 2022 16:35 WIB

Seorang pria menggunakan ponselnya saat dia duduk di sepanjang sungai Taedong di Pyongyang, Korea Utara, 12 September 2018. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya satu orang penderita Covid-19 di Korea Utara meninggal, sementara 187.800 orang dirawat di ruang isolasi setelah demam yang tidak diketahui asalnya telah "menyebar secara eksplosif ke seluruh negeri" sejak akhir April, demikian kantor berita resmi KCNA melaporkan, Jumat, 13 Mei 2022.

Data tersebut mewakili pengakuan yang tidak pernah terjadi sebelumnya bahwa pandemi Covid-19 sudah terjadi di Korea Utara dan dapat menandai terjadinya krisis kesehatan masyarakat, ekonomi dan politik yang parah bagi rezim terisolasi itu.

Para ahli mengatakan bahwa mengingat kemampuan pengujian Korea Utara terbatas, jumlah yang dirilis sejauh ini mungkin mewakili sebagian kecil dari kasus Covid di sana.

Menurut KCNA, sekitar 350.000 orang menunjukkan tanda-tanda demam itu, termasuk 18.000 yang baru melaporkan gejala tersebut pada Kamis.

Setidaknya enam orang dengan gejala demam telah meninggal, dengan salah satu dari kasus tersebut dikonfirmasi telah tertular varian virus Omicron, kata KCNA.

Advertising
Advertising

Kee Park dari Harvard Medical School, yang telah bekerja pada proyek perawatan kesehatan di Korea Utara, mengatakan negara itu telah menguji sekitar 1.400 orang setiap minggu, yang hampir tidak cukup untuk mensurvei 350.000 orang dengan gejala.

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah banyaknya orang yang bergejala," katanya. "Menggunakan tingkat kematian kasus konservatif 1% dan dengan asumsi lonjakan itu disebabkan oleh varian Omikron, diperkirakan terjadi 3.500 kematian akibat wabah ini."

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pusat komando anti-virus pada hari Kamis untuk memeriksa situasi dan tanggapan setelah menyatakan "keadaan darurat paling parah" dan memerintahkan penguncian nasional.

Media pemerintah mengatakan wabah itu dimulai di ibu kota, Pyongyang, pada akhir April, tanpa merinci penyebab potensial. Kota ini menyelenggarakan beberapa acara publik besar-besaran pada 15 dan 25 April, termasuk parade militer dan pertemuan besar di mana kebanyakan orang tidak mengenakan masker.

Kim, yang menghadiri beberapa acara itu, "mengkritik bahwa penyebaran demam secara simultan dengan wilayah ibu kota sebagai pusatnya menunjukkan bahwa ada titik rentan dalam sistem pencegahan epidemi yang telah dibuat," kata KCNA.

Kim mengatakan secara aktif mengisolasi dan merawat orang dengan demam adalah prioritas utama, sambil menyerukan metode dan taktik perawatan ilmiah, dan langkah-langkah untuk memasok obat-obatan.

KCNA juga melaporkan otoritas kesehatan berusaha mengatur sistem pengujian dan perawatan dan meningkatkan pekerjaan desinfeksi.

Korea Utara mengatakan tahun lalu telah mengembangkan peralatan tes PCR sendiri dan menolak pasokan vaksin dari program berbagi global COVAX dan Cina.

Presiden baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat minggu ini, berencana untuk memberikan vaksin Covid-19 dan dukungan medis lainnya kepada warga Korea Utara, dan pemerintahnya akan membahas perinciannya dengan Pyongyang, kata juru bicaranya.

Juru bicara kementerian unifikasi Korea Selatan mengatakan pada hari Jumat bahwa sekitar 95,4 miliar won (Rp1 triliun) dari dana kerjasama antar-Korea dialokasikan untuk memfasilitasi pertukaran di bidang kesehatan dan medis.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan tidak memiliki rencana untuk mengirim vaksin ke Korea Utara tetapi mendukung upaya internasional memberikan bantuan kepada orang-orang yang rentan di sana, dan mendesak Pyongyang untuk memfasilitasi pekerjaan itu.

Reuters

Berita terkait

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

41 menit lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

7 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

10 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

11 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

11 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

12 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya