Kisah Relawan Ukraina di Bakhmut, Merawat Korban di antara Desingan Rudal

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 11 Mei 2022 15:00 WIB

Paramedis dari Rumah Sakit Mobil Relawan Pertama Pirogov memindahkan seorang prajurit Ukraina yang terluka, yang dievakuasi dari garis depan di Popasna, dari sebuah ambulans, di tengah invasi Rusia di Ukraina, di luar sebuah rumah sakit di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 5 Mei 2022. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah sakit di kota kecil Bakhmut, Ukraina, tidak pernah dipersiapkan untuk menerima antrean ambulans yang membawa korban luka dari garis depan medan perang terbesar di Eropa.

Empat bulan lalu, paramedis sukarelawan juga tidak pernah membayangkan harus bolak-balik ke garis depan pertempuran tank yang brutal, dalam jarak pendengaran roket dan tembakan.

"Saya belum pernah melihat begitu banyak tragedi manusia sebelumnya. Penderitaan yang sama sekali tidak perlu," kata Elena Bulakhtina, seorang petugas medis asal Kanada kelahiran Rusia yang bergabung dengan Rumah Sakit Bergerak Relawan Pertama Pirogov, sekelompok paramedis yang didedikasikan untuk memberikan perawatan medis di garis depan.

Tugas utama rumah sakit sekarang adalah untuk "menstabilkan" yang terluka dari zona pertempuran di sekitar kota Popasna di wilayah Luhansk sehingga mereka dapat dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Ukraina barat, lebih jauh dari pertempuran utama.

"Setiap orang Rusia yang dapat melakukan sesuatu yang nyata untuk membantu Ukraina, tidak hanya duduk di Facebook ... harus melakukan sesuatu," katanya.

Advertising
Advertising

Paspor Kanada Bulakhtina berarti dia bisa memasuki Ukraina - yang dia akan dilarang melakukannya sebagai warga negara Rusia.

Bosnya, Svitlana Druzenko, mengatakan, "Ketika perang baru saja dimulai, saya bertanya-tanya berapa banyak korban yang akan ditimbulkannya. Dan sekarang saya melihat bahwa jumlah korban sangat besar ... Orang-orang sekarat - dan sekarat di semua kota."

Skala garis depan yang membentang ratusan kilometer telah meregangkan sumber daya Ukraina hingga batasnya.

Beberapa ambulans yang tiba di rumah sakit adalah ambulans bekas Jerman atau Polandia. Beberapa meter dari pintu darurat, sebuah pintu kayu yang digunakan sebagai tandu tergeletak bersimbah darah kering.

"Kami datang dari neraka," kata Igor, seorang prajurit berlumuran lumpur yang tampak kelelahan. Dia termasuk di antara sekelompok tentara yang didiagnosis shell-shock, atau gangguan stres pasca-trauma, menunggu di rumah sakit untuk dievakuasi.

"Mereka menyerang kami dengan segalanya - artileri, pesawat terbang - ada penembakan di mana-mana, siang dan malam," katanya. "Kami berada dalam pertempuran selama hampir enam hari. Popasna benar-benar hancur."

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Tentara lain, Alessandro sambil menunggu giliran diobati melakukan video call dengan cucunya, yang berhasil mengungsi ke Polandia. "Keluargaku aman di sana saat kita melalui ini."

Satu ambulans harus mengevakuasi dua kombatan di tempat yang biasanya hanya menampung satu pasien. Seseorang mengalami cedera pecahan peluru di tulang punggungnya. Para dokter mengatakan hidupnya tidak dalam bahaya, tetapi ia mungkin kehilangan penggunaan lengan dan kakinya.

Sekitar 70 km barat laut Bakhmut, relawan berusia 20 tahun Aleksandra Pohranychna bahkan tidak memiliki ambulans.

Dia adalah satu-satunya paramedis yang melayani unitnya, dan menunggu di kota Sviatohirsk sampai tentara membawanya ke depan atau membawa yang terluka kepadanya.

"Saya memutuskan untuk bergabung dan membantu," katanya. "Kita harus melakukannya."

Ayahnya di Lviv di Ukraina barat memberinya uang untuk membeli perlengkapan perlindungan pribadi - tetapi ibunya telah berhenti berbicara dengannya.

Di lengannya dia memiliki tato lambang Ukraina dengan kutipan dari penyair Ukraina Lesya Ukrainka. Bunyinya: "Saya memiliki sesuatu di hati saya yang tidak akan pernah mati."

Reuters

Berita terkait

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

29 menit lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

10 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

21 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

4 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya