California Terancam Kekurangan Listrik

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 7 Mei 2022 14:15 WIB

Ilustrasi mati listrik. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas negara bagian California pada Jumat, 6 Mei 2022, menerbitkan sebuah perkiraan kalau wilayah itu tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk membuat lampu-lampu menyala selama musim panas ini dan seterusnya jika gelombang panas, kebakaran semak atau peristiwa ekstrim lainnya terjadi.

Proyeksi ini berdasarkan laporan tiga lembaga negara dan kantor Gubernur California dalam upaya merespon sejumlah tantangan dengan transisi ambisius ingin beralih dari energi bahan bakar fossil. California masuk daftar negara bagian yang punya kebijakan paling agresif dalam mengentaskan perubahan iklim di dunia.

Negara bagian pimpinan Gubernur Gavin Newsom itu, diantaranya menerbitkan kebijakan memproduksi listrik dari sumber-sumber bebas karbon per 2045.

Advertising
Advertising

Dalam laporannya, otoritas negara bagian California mengatakan mereka berpotensi kekurangan energi sebanyak 1.700 megawatts pada tahun ini. Jumlah itu kemungkinan bertambah menjadi 5 ribu MW jika jaringan dikenai pajak menyusul banyaknya hambatan untuk mengurangi daya yang tersedia – sementara permintaan melonjak

Kesenjangan pasokan energi bisa membuat 1 juta – 4 juta warga negara bagian California tak bisa mendapat aliran listrik. Namun para pejabat mengingatkan, pemadaman listrik hanya akan dilakukan jika terjadi kondisi ekstrim dan sebagian akan tergantung pada kesuksesan tindakan konservasi.

Berdasarkan laporan California Energy Commission, Public Utilities Commission, California Independent System Operator dan kantor Gubernur negara bagian California, pada 2025 California masih akan menghadapi kekurangan energi sekitar 1.800 MW. Tiga lembaga itu memproyeksikan, kenaikan kebutuhan listrik per tahun bisa sekitar 4 persen dan 9 persen pada tahun ini dan tahun 2025.

Perencanaan listrik California banyak ditentang karena kebakaran hutan telah memutus jalur transmisi. Gelombang panas yang ekstrim dan kekeringan telah menghambat pasokan energi yang dihasilkan dari tenaga air. Sejumlah pihak mengatakan permintaan listrik tradisional – tidak memperhitungkan peristiwa ekstrim, seperti kondisi yang dipicu oleh perubahan iklim.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kapasitas Pembangkit 64,3 GW, Bos PLN: Cukup untuk Periode Libur Idul Fitri

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

14 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terpanas di dunia, sebagian besar adalah negara kepulauan yang suhu udaranya dipengaruhi oleh kenaikan suhu air laut.

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

1 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

3 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

4 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

4 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya