Otoritas Kesehatan Amerika Minta Agar Rokok Mentol Dilarang

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 29 April 2022 14:04 WIB

Ilustrasi rokok. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Kamis, 28 April 2022, menyorongkan proposal untuk melarang penjualan rokok mentol dan cerutu beraroma. Kebijakan ini dipuji para pendukung anti-rokok, namun ditentang keras oleh Big Tobacco alias perusahaan raksasa industri tembakau.

Proposal itu disorongkan setahun setelah FDA mengumumkan rencana tersebut. Masyarakat Amerika dapat mengirimkan pandangan mereka perihal ini mulai 5 Mei sampai 5 Juli, sebelum akhirnya FDA membuat keputusan akhir.


Proposal bersejarah pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ini, masih memerlukan penyelesaian dan pemberlakuannya diperkirakan membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Advertising
Advertising


"Hari ini adalah kemenangan besar untuk kesetaraan, keadilan, dan masalah kesehatan masyarakat," Derrick Johnson, presiden NAACP, yakni sebuah organisasi hak-hak sipil terbesar di Amerika Serikat seperti dilansir Reuters, Jumat, 29 April 2022.


FDA mencatat, ada lebih dari 18,5 juta perokok rokok mentol usia 12 tahun ke atas di Negeri Paman Sam pada 2019. Tingkat penggunaan yang sangat tinggi ini, dilakukan kelompok usia muda dan dewasa muda.


Menilik studi pemodelan, FDA memperkirakan pengurangan 15 persen penggunaan rokok bisa dimungkinkan dalam 40 tahun jika rokok mentol betul-betul dilarang.


Saham Altria Group Inc, British America Tobacco Plc, dan Imperial Brands Plc, beragam pada perdagangan Kamis sore, 28 April 2022. Altria Group Inc meyakini pengurangan dampak buruk, bukan larangan, adalah jalan yang lebih baik ke depan untuk menangani masalah rokok ini.


Altria Group Inc menambahkan, menarik produk-produk ini dari pasar legal hanya akan mendorong mereka ke pasar yang tidak diatur dan kriminal.


Persatuan Kebebasan Sipil Amerika dan beberapa kelompok lain juga menentang langkah FDA tersebut. Larangan dikhawatirkan malah akan berdampak tidak proporsional terhadap komunitas Hitam dan Coklat.


Sementara, perusahaan perbankan investasi layanan independen, Jefferies, mengatakan, pialang tidak mengharapkannya terjadi paling cepat tahun 2026. Menurut Jefferies, BAT (British America Tobacco) dapat mengatasi dampak meskipun lebih dari 30 persen dari keuntungan kelompok secara keseluruhan berasal dari mentol AS.



BAT mengatakan, bukti dari pasar lain, termasuk Kanada dan Uni Eropa yang memberlakukan larangan serupa, menunjukkan sedikit dampak pada konsumsi rokok secara keseluruhan.


Sedangkan Imperial mengatakan, pengumuman kebijakan pada Kamis kemarin, tidak memiliki pengaruh jangka pendek pada kemampuan untuk memproduksi, memasarkan, menjual atau mengkonsumsi cerutu rasa atau rokok mentol.


"Kami percaya bahwa implementasi akhir apa pun, jika itu datang, masih beberapa tahun lagi," kata Imperial.


Selama beberapa dekade rokok mentol telah ditentang keras oleh kelompok anti-rokok. Mereka berpendapat, industri rokok telah berkontribusi pada beban kesehatan yang tidak proporsional pada masyarakat kulit hitam dan berperan dalam memikat kaum muda untuk merokok.


Rokok mentol, yang dilarang di banyak negara bagian termasuk California dan Massachusetts, mencakup lebih dari sepertiga pangsa pasar industri secara keseluruhan di Amerika Serikat, bahkan ketika tingkat merokok secara keseluruhan telah menurun di negara itu.



Sumber: Reuters

Baca juga: Polri akan Konfirmasi Interpol soal Desainer Indonesia Pesan Organ Manusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

12 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

12 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

12 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

15 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

16 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya