36 Tahun Bencana Chernobyl, Dubes Ukraina Ingatkan Ancaman Nuklir dari Rusia

Selasa, 26 April 2022 15:29 WIB

Tentara menaiki kendaraan pengangkut personel lapis baja selama latihan taktis di kota Pripyat dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Ukraina, 4 Februari 2022. Pripyat dahulunya merupakan tempat tinggal bagi karyawan PLTN Chernobyl. REUTERS/Gleb Garanich

TEMPO.CO, Jakarta - Bencana nuklir terbesar Eropa terjadi di PLTN Chernobyl hari ini, 26 April pada 36 tahun yang lalu. PLTN Chernobyl terletak di dekat kota Pripyat, Ukraina utara. Aksiden Chernobyl di negara eks Uni Soviet itu juga disebut sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah karena korban dan kerugian yang diakibatkannya.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengingatkan, negaranya kini juga berada dalam ancaman nuklir serupa Chernobyl karena invasi Rusia. Dia beranggapan, teror dari Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina dan Eropa tidak bisa diabaikan begitu saja.

"Putin telah mencoba menggunakan tenaga nuklir untuk melawan Ukraina, dengan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir zaporizhzhia dengan bom dan rudal. Memang tidak hancur, tetapi sangat berbahaya dan benar-benar tidak manusiawi," kata Hamianin saat jumpa pers virtual, Selasa, 26 April 2022.

Chernobyl diambil alih oleh pasukan Rusia pada awal invasi ke Ukraina. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sempat kehilangan kontak Chernobyl pada awal bulan Maret.

Pasukan Rusia dilaporkan telah meninggalkan lokasi nuklir Chernobyl pada Jumat pagi, 1 April 2022, setelah mengembalikan kendali ke Ukraina. Perusahaan listrik negara Ukraina, Energoatom, mengatakan penarikan di Chernobyl terjadi setelah tentara menerima 'dosis signifikan' radiasi dari penggalian parit di hutan, zona eksklusi di sekitar pabrik yang tertutup.

Reaktor nuklir Chernobyl pernah meledak pada 1986. Saat peristiwa itu terjadi, 130 pekerja dan petugas kebakaran terpapar radiasi tinggi 800 millisievert hingga 16 ribu millisievert. Dua orang meninggal setelah beberapa hari terkena paparan radiasi. Adapun 30 pekerja dan petugas pemadam kebakaran meninggal dalam tiga bulan.

Ledakan menyebabkan kebakaran dan setidaknya melepaskan lima persen dari inti reaktor radioaktif ke lingkungan sekitar. Bahan radioaktif itu kebanyakan mengendap di beberapa wilayah Eropa. Komite Khusus PBB membeberkan, efek radiasi ledakan menyebabkan 5.000 angka kanker tiroid. Adapun 15 orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan, 350.000 orang lainnya harus dievakuasi.

Setelah ledakan pada 1986, PLTN Chernobyl tidak digunakan lagi. Zona eksklusi bekas reaktor nuklir di daerah sempat dibuka untuk pariwisata pada 2011.

Menimbang sejarah yang terjadi di negaranya, Hamianin menambahkan, semua pihak sebaiknya tidak lupa, jika nuklir adalah hal yang sangat berbahaya. "Orang harus tahu apa yang terjadi di Ukraina sekarang dan permainan berbahaya apa yang dimainkan oleh presiden Federasi Rusia," kata Hamianin.

Rusia beberapa kali pernah menanggapi tuduhan penggunaan senjata nuklir dalam operasi militer di Ukraina. Pada akhir Maret, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya jika sangat terancam dan penggunaannya tidak disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina saat ini.

Baca: Tak Bisa Akses Darat, Rotasi Staf Kedua Chernobyl Dilakukan dengan Kapal

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

11 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya