Pakai Peralatan Canggih, Tim Forensik Prancis Selidiki Kejahatan Rusia di Bucha

Reporter

Tempo.co

Jumat, 15 April 2022 10:00 WIB

Penyelidik forensik Prancis, yang tiba di Ukraina untuk penyelidikan kejahatan perang di tengah invasi Rusia, berdiri di samping kuburan massal di kota Bucha, di wilayah Kyiv, Ukraina, 12 April 2022. REUTERS/Valentyn Ogirenko

TEMPO.CO, Jakarta -Seorang perwira polisi Prancis mengirim drone atau pesawat tak berawak ke langit untuk memotret kuburan sepanjang 14 meter di Bucha, dekat ibu kota Ukraina, Kyiv.

Seperti dilansir France24 Jumat 15 April 2022, di dalam kuburan tersebut ditemukan 70 jasad warga setelah pasukan Rusia meninggalkan kota.

Sebuah tim yang terdiri dari 18 ahli dari departemen forensik kepolisian (gendarmerie) Prancis telah bekerja selama dua hari. Mereka menyelidiki dan mengidentifikasi warga yang terkubur di kuburan massal terbesar yang pernah ditemukan di kota yang porak-poranda itu.

Biasanya, mereka bekerja di Prancis di lokasi kejahatan, bencana alam, atau kecelakaan di jalan. Sekarang, mereka adalah bagian dari operasi yang melelahkan di daerah-daerah yang pernah diduduki oleh militer Rusia.

Kedatangan mereka diharapkan dapat membantu mengumpulkan bukti kejahatan perang Rusia untuk diajukan ke Pengadilan Kriminal Internasional.

Advertising
Advertising

Mengenakan jumpsuit putih atau seragam biru tua dan masker untuk melindungi diri dari bau kematian, petugas Prancis mengambil tiga mayat yang dibungkus plastik hitam dari parit hanya dalam waktu satu jam.

Masing-masing jasad kemudian ditempatkan di atas meja pemeriksaan yang terlindung dari pandangan publik dengan tenda putih berlogo gendarmerie. Di dalam, enam penyelidik Prancis melakukan pemeriksaan pertama.

Misi mereka adalah untuk menentukan kemungkinan tanggal dan kemungkinan penyebab kematian: penembakan, ledakan, kebakaran atau bahkan kematian alami. Pada tahap ini meliputi pemeriksaan visual, pengambilan foto dan video, serta pengambilan sampel DNA. Tugas persiapan ini memakan waktu 30 menit.

<!--more-->

Di antara setiap penggalian, warga Prancis beristirahat untuk minum air atau menghirup udara sambil berkonsultasi dengan rekan Ukraina yang menyediakan logistik dan keamanan.

Setiap mayat kemudian dimasukkan kembali ke dalam kantong mayat dan diangkut dengan truk berpendingin untuk diautopsi ke institusi khusus. Sebuah laboratorium DNA Perancis mobile yang diparkir di dekatnya akan membantu mengidentifikasi mereka yang ditemukan dengan sampel yang diambil dari kerabat.

Mereka kemudian akan menetapkan apakah ada indikasi yang mungkin merupakan kejahatan perang. Unsur-unsur yang mereka kumpulkan bersama akan terus membantu penyelidikan lokal dan internasional.

Penduduk setempat berlindung di bawah tanah mereka sendiri selama pengepungan berdarah oleh tentara Rusia, yang mundur pada 30 Maret setelah menguasai kota selama sebulan.

Setelah mereka pergi, sedikitnya 20 mayat warga sipil ditemukan berserakan di jalan-jalan, beberapa dengan tangan terikat. Sejak itu, beberapa kuburan massal telah ditemukan. Wali Kota Bucha Anatoly Fedoruk mengatakan lebih dari 400 mayat telah ditemukan sejak penarikan pasukan Rusia.

Pembunuhan Bucha menarik kecaman mengerikan di seluruh dunia dan mendorong sekutu Kyiv untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.

Pastor paroki Andrey Hollowin mengatakan bahwa lokasi kuburan massal tempat para pejabat Prancis bekerja dipilih karena letaknya yang dekat dengan gereja dan kamar mayat setempat."Tujuh puluh mayat ditemukan, sebagian besar warga sipil, serta seorang polisi dan dua tentara," kata jaksa Ukraina Ruslan Kravchenko.

Di kuburan terpisah yang juga berada di Bucha, nampak kuburan yang ditandai dengan salib darurat. Dari dalam kuburan, mayat seorang wanita dan dua anak, berusia 4 dan 11 tahun, juga digali.“Menurut temuan awal, mereka adalah mayat keluarga yang kendaraannya terbakar setelah ditabrak kendaraan lapis baja Rusia,” ujar Kravchenko.

Baca juga: Wali Kota Bucha: Sudah 403 Jenazah Korban Kekejaman Tentara Rusia Ditemukan

SUMBER: FRANCE24

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

20 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

2 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

2 hari lalu

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

2 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dalam Mobil Alphard, Ini yang Terlihat di CCTV

2 hari lalu

Kronologi Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dalam Mobil Alphard, Ini yang Terlihat di CCTV

Anggota Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewa dalam mobil Alphard. Apa penyebab kematiannya? Berikut kronologi tewasnya Brigadir RA?

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya