Krisis Memburuk, Presiden Gotabaya Rajapaksa Mencabut Status Darurat Sri Lanka

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 6 April 2022 14:00 WIB

Aksi protes terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di daerah perumahan setelah pemerintah memberlakukan jam malam menyusul bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di dekat kediaman Presiden selama protes di tengah krisis ekonomi negara itu, di Kolombo, Sri Lanka 3 April 2022. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mencabut status darurat negaranya pada Selasa malam. Rajapaksa mencabut status darurat yang mulai berlaku sejak Jumat lalu.

“Saya, Gotabaya Rajapaksa, Presiden Republik Sosialis Sri Lanka, dengan ini mencabut Lembaran Negara yang berlaku mulai tengah malam pada 5 April 2022,” demikian bunyi Lembaran Negara itu mengacu pada perintah sebelumnya, dilansir dari Reuters, Rabu, 6 April 2022.

Keputusan ini diambil Rajapaksa setelah puluhan anggota parlemen keluar dari koalisi penguasa pada Selasa. Pemimpin partai koalisi mengatakan, 41 anggota parlemennya kini memilih independen.

Belum ada indikasi langsung apa yang sedang direncanakan oleh Rajapaksa. Akan tetapi, dia mungkin akan menunjuk perdana menteri baru untuk menggantikan sang kakak, Mahinda Rajapaksa, yang baru saja mundur.
Atau mungkin, Sri Lanka akan melakukan pemilihan parlemen yang lebih cepat sebelum pemungutan suara yang dijadwalkan pada 2025.

Rajapaksa juga membubarkan kabinetnya pada Senin dan berusaha untuk membentuk pemerintah persatuan ketika kerusuhan publik melonjak. Namun, keragu-raguan nampak datang dari dalam lingkaran Rajapaksa sendiri.

Baru satu hari setelah pengangkatannya, Menteri Keuangan Ali Sabry mengundurkan diri. Mundurnya Sabri dari kabinet ini juga menjelang pembicaraan penting yang dijadwalkan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk program pinjaman.
Sabry mengatakan dalam surat pengunduran dirinya kepada presiden bahwa dia yakin telah "bertindak demi kepentingan terbaik negara".

Sabry juga menawarkan untuk mengundurkan diri dari kursi parlemen jika presiden ingin membawa seseorang dari luar untuk menggantikannya.
"Pada saat genting ini negara membutuhkan stabilitas untuk menghadapi krisis dan kesulitan keuangan saat ini," katanya dalam surat yang dilihat oleh Reuters.

Demonstrasi jalanan menentang kekurangan makanan dan bahan bakar, yang dipicu oleh kurangnya devisa untuk impor, dimulai sejak bulan lalu. Kendati demikian, protes meningkat dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi dalam beberapa kasus.

Keterlibatan keluarga penguasa dalam penanganan krisis ekonomi dan hutang yang melilit di Sri Lanka ditengarai telah menyebabkan kekurangan makanan dan bahan bakar dan pemadaman listrik yang berkepanjangan. Asosiasi dokter juga mengatakan kepada pemerintah bahwa ada kekurangan obat-obatan akut yang dapat meruntuhkan sistem kesehatan.

SUMBER: REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sri Lanka Beri Sumbangan Rp15 Miliar untuk Gaza Walau sedang Krisis Ekonomi

33 hari lalu

Sri Lanka Beri Sumbangan Rp15 Miliar untuk Gaza Walau sedang Krisis Ekonomi

Uang sedekah dari Sri Lanka itu ditujukan untuk membantu anak-anak Palestina di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

41 hari lalu

McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

McDonald's tutup seluruh gerainya di Sri Lanka. Bisnis McD di Timur Tengah pun terimbas akibat aksi boikot anti-israel.

Baca Selengkapnya

McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka Gara-gara Jorok

41 hari lalu

McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka Gara-gara Jorok

McDonald's di Sri Lanka mencabut kerja sama dengan mitra lokal dan memutuskan hengkang karena masalah kebersihan.

Baca Selengkapnya

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

44 hari lalu

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling

Baca Selengkapnya

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

48 hari lalu

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.

Baca Selengkapnya

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

51 hari lalu

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Lion Air Jemaah Umrah Surabaya Mendarat di Kualanamu, Gara-gara Sri Lanka

54 hari lalu

Lion Air Jemaah Umrah Surabaya Mendarat di Kualanamu, Gara-gara Sri Lanka

Pesawat Lion Air yang membawa jemaah umrah Surabaya itu mendarat di Kualanamu setelah Sri Lanka menutup sementara wilayah udara.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Sri Lanka Peringati 50 Tahun Jatuhnya Pesawat Jemaah Haji

57 hari lalu

Indonesia-Sri Lanka Peringati 50 Tahun Jatuhnya Pesawat Jemaah Haji

Jatuhnya pesawat DC 08 Martinair di Sri Lanka merenggut nyawa dari seluruh 191 penumpang dan awak kabin asal Indonesia

Baca Selengkapnya

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

58 hari lalu

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Enam Warga Sri Lanka Tewas Ditikam di Kanada, Pelakunya Pelajar 19 Tahun

59 hari lalu

Enam Warga Sri Lanka Tewas Ditikam di Kanada, Pelakunya Pelajar 19 Tahun

Pelaku pembunuhan enam warga Sri Lanka di Kanada adalah remaja berusia 19 tahun yang pernah tinggal di rumah keluarga korban.

Baca Selengkapnya