Diprotes Massa, Presiden Peru Batalkan Jam Malam

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 6 April 2022 13:00 WIB

Sebuah ban yang terbakar berfungsi sebagai bagian dari blokade jalan raya ke Lima selama pemogokan transportasi nasional terhadap harga gas dan tarif jalan tol, di Ica, Peru 4 April 2022. REUTERS/Sebastian Castaneda

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Peru Pedro Castillo mencabut perintah jam malam pada Selasa petang waktu setempat, menyusul demonstrasi yang meluas di jalan-jalan. Massa menyuarakan protes kenaikan harga bahan bakar dan pupuk di Peru, yang dipicu oleh konflik Ukraina.

Castillo mencabut aturan ini dalam pertemuan dengan Kongres Peru, tak sampai 24 jam dari pengumuman yang dia buat pada Senin. "Kami sekarang menyerukan kepada orang-orang Peru untuk tetap tenang," katanya, dilansir dari Reuters, Rabu, 6 April 2022.

Castillo mengeluarkan mandat jam malam tiba-tiba, beberapa menit sebelum tengah malam pada Senin untuk mengekang protes nasional atas lonjakan harga. Dia memerintahkan penduduk Lima untuk tinggal di rumah antara pukul 2 pagi hingga 11:59 malam.

Jam malam memicu krisis baru bagi pemerintahan Castillo, dengan ribuan orang turun ke jalan untuk menentang jam malam. Dia kemudian memotong jam malam hanya setelah jam 5 sore waktu lokal.

Perintah penguncian mengejutkan banyak orang Limenos, sapaan bagi penduduk ibu kota Peru, yang turun ke jalan untuk menentang pelanggaran kebebasan sipil. Tanpa membeberkan bukti yang jelas, pemerintah telah berulang kali mengatakan, bahwa jam malam diperlukan untuk menghindari penjarahan.

Protes baru pada Selasa menambah krisis yang lebih luas yang dimulai seminggu lalu di Peru. Inflasi mengguncang Castillo hanya beberapa hari setelah dia selamat dari persidangan pemakzulan.

Castillo naik ke tampuk kekuasaan tahun lalu dengan dukungan luar biasa dari penduduk pedesaan Peru, tetapi kenaikan harga telah menyebabkan kelompok yang sama melakukan protes paling signifikan sejauh ini dalam pemerintahannya.

Popularitas Castillo telah berkurang dengan cepat dan sekarang berada di sekitar 25 persen. Dia telah selamat dari dua upaya pemakzulan dan diputar melalui jumlah anggota Kabinet yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemerintahannya selama delapan bulan.

Sanksi Barat terhadap Rusia telah memotong pasokan minyak dan pupuk, merugikan negara berkembang yang rapuh seperti Peru. Seperti banyak negara, Peru berjuang melawan inflasi yang tinggi sebelum perang dimulai.

Konflik di Ukraina telah mempercepat lonjakan harga makanan, bahan bakar, dan barang-barang penting lainnya. Inflasi bulan Maret di Peru sebesar 1,48 persen, merupakan yang tertinggi dalam 26 tahun.

BACA JUGA: Wali Kota Peru Pura-pura Mati Usai Ketahuan Langgar Lockdown

SUMBER: REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

1 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

2 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

3 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

5 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

5 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya