Kim Jong Un Pimpin Uji Coba Rudal Hwasong-17, Disiapkan untuk Jangkau AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 25 Maret 2022 07:15 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong, melihat rudal balistik antar benua Hwasong-15 yang siap diluncurkan saat uji coba di Pyongyang, 30 November 2017. Hwasong-15 yang dapat mencapai ketinggian 4.475km maka mampu untuk mencapai daratan Amerika Serikat. REUTERS/KCNA

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Utara Kim Jong Un memimpin langsung uji coba Hwasong-17, rudal balistik antarbenua atau ICBM yang disebut-sebut ditujukan untuk bisa menjangkau Amerika Serikat, Kamis, 24 Maret 2022.

Menurut media pemerintah Korea Utara, KCNA, rudal itu terbang sejauh 1.090 km hingga ketinggian maksimum 6.248.5 km dan tepat mengenai sasaran di laut sebelah barat Jepang.

Kim mengatakan Korea Utara sedang mempersiapkan konfrontasi panjang dengan imperialisme AS dan kekuatan strategisnya siap untuk memeriksa dan menahan setiap upaya militer oleh Amerika Serikat, kata media Korea Utara.

Data penerbangan dari militer Korea Selatan dan Jepang menunjukkan rudal itu terbang lebih tinggi dan untuk waktu lebih lama daripada tes Korea Utara sebelumnya .

Advertising
Advertising

Itu adalah peluncuran rudal terbesar negara bersenjata nuklir pertama sejak 2017, dan merupakan langkah besar dalam pengembangan senjata Pyongyang yang mungkin dapat mengirimkan hulu ledak nuklir di mana saja di Amerika Serikat.

Kembalinya Korea Utara ke uji senjata utama menjadi PR baru Presiden AS Joe Biden, yang saat ini sibuk menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, dan menghadirkan tantangan bagi pemerintahan konservatif Korea Selatan yang akan datang.

Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, bertemu di KTT Kelompok Tujuh di Brussel untuk menunjukkan persatuan melawan Kremlin, mengutuk peluncuran Korea Utara, menekankan perlunya diplomasi dan setuju untuk bekerja sama meminta pertanggungjawaban Pyongyang. kata seorang pejabat Gedung Putih.

"Peluncuran ini merupakan pelanggaran berani terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan secara tidak perlu meningkatkan ketegangan dan berisiko mengganggu stabilitas situasi keamanan di kawasan itu," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.

Korea Utara telah menunda uji coba ICBM dan nuklirnya sejak 2017, tetapi mempertahankan senjata yang diperlukan untuk pertahanan diri. Di tengah upaya denuklirisasi yang terhenti, Pyongyang menyebut tawaran AS tidak tulus karena tetap mempertahankan "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer.

Uji coba rudal Korea Utara adalah pengingat bahwa Kim Jong Un tidak bisa diabaikan bahkan ketika perhatian dunia dicengkeram oleh krisis Ukraina.

Rudal balistik antarbenua Hwasong-17 yang mampu menghantam daratan AS yang terungkap pada parade militer menandai peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea. (Tangkapan layar dari Rodong Sinmun/Yonhap News)

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang masa jabatannya berakhir Mei, mengutuk peluncuran itu sebagai "pelanggaran moratorium peluncuran ICBM yang dijanjikan oleh Ketua Kim Jong Un sendiri kepada komunitas internasional".

Kishida menyebutnya sebagai "tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima."

Peluncuran tersebut mendorong Korea Selatan untuk melakukan uji coba tembakan rudal balistik dan udara-ke-daratnya sendiri yang lebih kecil untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki "kemampuan dan kesiapan" untuk secara tepat menyerang situs peluncuran rudal, fasilitas komando, dan target lainnya di Korea Utara jika perlu, kata militer Korea Selatan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong menyerukan tanggapan tegas dan setuju bahwa langkah-langkah tambahan oleh Dewan Keamanan PBB sangat penting, kata kementerian luar negeri Korea Selatan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan rekannya dari Korea Selatan juga berbicara dan setuju bahwa tanggapan tegas diperlukan, kata Pentagon. Dikatakan Austin juga berbicara dengan rekannya dari Jepang.

Dalam sebuah pernyataan pada sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat, Jenderal Glen VanHerck, kepala Komando Utara AS, mengatakan "pengembangan berkelanjutan senjata strategis yang semakin kompleks dan mampu" Korea Utara menunjukkan perlunya pemasangan sistem pertahanan pencegat rudal dan radar jarak jauh baru di Alaska untuk mencapai kapasitas operasional penuh sesuai jadwal.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Irlandia, Albania dan Norwegia meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sidang pada hari Jumat ini untuk membahas peluncuran Korea Utara itu.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Pyongyang "untuk berhenti mengambil tindakan kontra-produktif lebih lanjut. "

Namun, mengamankan respons internasional yang keras terhadap peluncuran ICBM terbaru Korea Utara akan jauh lebih sulit bagi Amerika Serikat daripada tahun 2017. Kekuatan dunia yang mampu menjatuhkan sanksi baru PBB terhadap Pyongyang, seperti yang mereka lakukan saat itu, yaitu AS, Cina dan Rusia, berselisih mengenai Ukraina.

Reuters

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

4 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

11 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

14 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

19 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

21 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

21 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

22 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

22 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

23 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

1 hari lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya