ICC: Tak Ada Ampun Bagi Pelaku Kejahatan Perang dan Seksual

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 Maret 2022 17:00 WIB

Sebuah kendaraan lapis baja dengan huruf "Z" dicat di bagian depannya terlihat di dekat sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak selama konflik Ukraina-Rusia di kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina 11 Maret 2022. Simbol Z tersebut digunakan untuk membedakan kendaraan militer Rusia dengan milik milik militer Ukraina. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta - Karim Khan Kepala Jaksa Penuntut di International Criminal Court (ICC) pada Rabu, 16 Maret 2022, memastikan tidak ada toleransi pada pelaku kejahatan seksual dan gender serta kejahatan pada anak-anak menyusul ketegangan yang terjadi di Ukraina.

Pernyataan itu diucapkan Khan saat melakukan kunjungan kerja ke sebuah zona konflik dan melakukan rapat dengan Menteri Luar Negeri Ukraina dan Jaksa Penuntut di sana. Khan hanya melakukan kunjungan singkat sebelum melanjutkan perjalanan ke Polandia.

Dia juga menyempatkan melakukan pembicaraan secara virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Advertising
Advertising

Warga mengangkat karung berisi pasir untuk memperkuat pertahanan kota saat invasi Rusia, di Odessa, Ukraina, 14 Maret 2022. Warga menumpuk karung berisi pasir untuk memperkuat pertahanan kota dari serangan Rusia. REUTERS/Nacho Doce

ICC sudah melakukan sebuah investigasi resmi atas kemungkinan terjadinya kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Ukraina setelah Rusia menginvasi negara tetangganya itu pada 24 Februari 2022.

Khan mengatakan ICC akan melakukan investigasi pada seluruh aspek dari konflik di Ukraina. Sedangkan kantor ICC mengatakan pihaknya telah menyorongkan sebuah permintaan resmi ke Rusia agar bisa melakukan rapat dengan otoritas di sana dan mendiskusikan situasi yang saat ini terjadi.

“Kita harus bersikukuh bahwa tidak ada toleransi bagi setiap kejahatan seksual, kekerasan gender atau kejahatan pada anak-anak dan ini akan sangat penting karena perang semakin sengit,” kata Khan.

Dia menegaskan, tidak boleh ada seorang pun yang membawa senjata, rudal atau jet tempur untuk menghancurkan warga sipil. Sebab fasilitas umum dan warga sipil harus dilindungi. Tawanan perang harus tetap diperlakukan secara manusiawi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Inggris Dukung ICC Investigasi Kejahatan Perang, Trump Menolak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC Didesak Tangkap Netanyahu, Marak Aksi Blockout 2024

3 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC Didesak Tangkap Netanyahu, Marak Aksi Blockout 2024

Top 3 dunia adalah ICC didesak tiga negara tangkap Netanyahu, Kemlu AS minta kongres evaluasi bantuan ke Israel hingga aksi blockout selebritas.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

4 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

7 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

8 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

10 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya