Boris Johnson Akhiri Pembatasan Covid-19, ini 5 Kontroversi PM Inggris itu

Reporter

Tempo.co

Rabu, 23 Februari 2022 11:01 WIB

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berpose dengan bendera di Downing Street menjelang final Euro 2020, 9 Juli 2021. REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan akan mengakhiri semua pembatasan virus corona, termasuk isolasi wajib dan tes untuk pasien Covid-19.

"Pembatasan menimbulkan korban besar pada ekonomi, masyarakat, kesejahteraan mental dan pada peluang hidup anak-anak. Kita tidak perlu membayar biaya itu lagi," kata Boris Johnson kepada parlemen, Senin, 21 Februari 2022.

Mulai 24 Februari 2022, menurut Johnson, penderita Covid-19 tak akan lagi diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri. Sementara pengujian massal gratis Covid-19 akan diberlakukan terakhir kalinya pada 1 April 2022.

Bukan sekali ini saja, sebelum-sebelumnya Johnson sudah terkenal dengan sejarah panjang kontroversi, mulai dari membaca puisi kolonial di Myanmar hingga menubruk bocah 10 tahun dalam adu fisik rugby. Berikut sejumlah kontroversi Boris Johnson, seperti diulas Business Insider, 24 Juli 2019.

1. Sebut perempuan burqa mirip kotak surat

Advertising
Advertising

Boris Johnson dituduh Islamofobia pada Agustus 2018 setelah ia menulis bahwa perempuan Muslim yang mengenakan burqa "terlihat seperti kotak surat."

"Jika Anda memberi tahu saya bahwa burqa itu menindas, maka saya bersama Anda," tulisnya di The Telegraph.

"Jika Anda mengatakan bahwa akan aneh dan menyindir jika ada yang menginginkan perempuan untuk menutupi wajah mereka, maka saya sepenuhnya setuju dan saya akan menambahkan bahwa saya tidak dapat menemukan otoritas kitab suci untuk praktik ini dalam Alquran. Saya akan melangkah lebih jauh dan mengatakan bahwa itu benar-benar konyol bahwa orang-orang harus memilih berkeliling seperti kotak surat."

Dewan Muslim Inggris menuduhnya sebagai pendukung sayap kanan dan dia ditempatkan di bawah penyelidikan oleh partai Konservatif, sebelum kemudian dibersihkan.

2. Persetan bisnis

Salah satu poin terendah dalam masa Johnson adalah sebagai menteri luar negeri Inggris, ketika dia menolak untuk menyangkal laporan bahwa dia menggunakan kata umpatan untuk menggambarkan para pemimpin bisnis yang khawatir tentang dampak Brexit.

Ditanya tentang kekhawatiran perusahaan atas Brexit di sebuah acara untuk diplomat Uni Eropa, Johnson dikabarkan menjawab: "F**k business!"

3. Mayat-mayat di Libya

Boris Johnson pernah menulis pada tahun 2017, mengatakan kota Libya, Sirte, sebagian besar yang dihancurkan selama perang saudara yang brutal dan dapat menjadi Dubai baru, menambahkan, "Yang harus mereka lakukan adalah membersihkan mayat-mayat itu." Boris Johnson menolak untuk meminta maaf atas komentarnya.

4. Membuat warga Inggris dipenjara di Iran

Ini adalah momen terendah lain Johnson menjabat menlu Inggris, setelah membuat pernyataan yang menyesatkan tentang Nazanin Zaghari-Ratcliffe, seorang perempuan Inggris-Iran yang menjalani hukuman penjara lima tahun di Iran karena dituduh sebagai mata-mata.

Pada 2017, Boris Johnson mengatakan Nazanin "hanya mengajar jurnalisme kepada orang-orang," yang disebut keluarga dan perusahaannya katakan tidak benar. Dalam pembelaannya, Nazanin hanya mengunjungi Iran untuk berlibur.

Empat hari kemudian, Zaghari-Ratcliffe dikembalikan ke pengadilan di Iran di mana pernyataan Johnson dikutip sebagai bukti melawannya.

5. Singgung Myanmar dengan membaca puisi kolonial

Johnson dituduh menyinggung Myanmar setelah ia membacakan puisi era kolonial Rudyard Kipling ketika dalam kunjungan resmi ke Myanmar, yang sebelumnya merupakan bagian dari kerajaan Inggris.

Johnson berada di dalam Pagoda Shwedagon, salah satu situs Buddha paling suci di Myanmar, ketika ia mulai membaca kalimat dari The Road to Mandalay, termasuk yang berbunyi: "Lonceng kuil berkata/Kembalilah prajurit Inggris"

Duta Besar Inggris untuk Myanmar, Andrew Patrick, terpaksa menghentikan PM Inggris Boris Johnson membacakan baris lebih lanjut dari puisi itu, mengatakan kepadanya bahwa itu "tidak pantas."

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Boris Johnson Ingin Bebaskan Inggris dari Aturan Covid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

4 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

5 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

22 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

3 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

4 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

4 hari lalu

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya