AS Tuduh Rusia Tak Tarik Pasukan, Justru Menambah Tentara di Perbatasan Ukraina
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 17 Februari 2022 11:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menuduh Rusia justru menambah pasukan di perbatasan Ukraina, alih-alih menarik mundur tentaranya. Dilansir dari CNN, menurut AS pasukan Rusia yang berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina telah meningkat sekitar 7.000 tentara dalam beberapa hari terakhir.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pernyataan Rusia bahwa mereka menarik pasukannya adalah salah. AS juga memperingatkan keterbukaan publik Presiden Vladimir Putin untuk diplomasi merupakan kedok.
"Setiap indikasi sekarang adalah Rusia hanya bermaksud menawarkan secara terbuka untuk berbicara dan membuat klaim tentang de-eskalasi. Padahal Rusia secara pribadi memobilisasi perang," kata pejabat itu.
Rusia diperkirakan akan menempatkan 150.000 orang pasukan di perbatasan Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joe Biden dalam pidato yang disiarkan di televisi awal pekan ini.
Para pemimpin Barat menyambut klaim penarikan Rusia dengan skeptis. Pada Selasa, Biden mengatakan dalam pidatonya bahwa penarikan pasukan Rusia merupakan hal yang baik namun belum melihat bukti bahwa penarikan seperti itu sedang berlangsung.
"Analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang sangat mengancam," kata Biden. "Dan faktanya saat ini Rusia memiliki lebih dari 150.000 tentara yang mengepung Ukraina dan Belarusia dan di sepanjang perbatasan Ukraina."
Pada hari Selasa, Putin mengklaim Rusia menarik beberapa pasukan ke pangkalan setelah menyelesaikan latihan di Krimea, wilayah Ukraina. Krimea dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Tetapi para pemimpin AS dan Eropa secara seragam meragukan klaim tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO belum melihat tanda-tanda de-eskalasi di lapangan. Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan pada konferensi pers di Kyiv bahwa dia mematuhi aturan terkait klaim Rusia. "Jangan dengar lalu percaya. Tapi lihat dan percaya."
Dilansir dari Reuters, Direktur Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia Mikk Marran menyatakan ada 10 kelompok tentara bergerak menuju perbatasan Ukraina, dengan jumlah tentara sekitar 170.000 orang. "Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan pada Baltik di tahun-tahun mendatang," katanya. "Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi Putin."
Baca: Kisah WNI di Rusia, Lebih Khawatir Omicron Dibanding Konflik Ukraina
CNN | REUTERS