AS Tuduh Rusia Tak Tarik Pasukan, Justru Menambah Tentara di Perbatasan Ukraina

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 Februari 2022 11:13 WIB

Truk membawa tentara Rusia dan perlengkapan militer setelah latihan di dekat Ukraina, Rabu, 16 Februari 2022. Juru bicara kementerian, Igor Konashenkov mengatakan bahwa sementara latihan skala besar di seluruh negeri berlanjut, beberapa unit distrik militer Selatan dan Barat telah menyelesaikan latihan mereka dan mulai kembali ke pangkalan. Foto: Mil.ru

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menuduh Rusia justru menambah pasukan di perbatasan Ukraina, alih-alih menarik mundur tentaranya. Dilansir dari CNN, menurut AS pasukan Rusia yang berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina telah meningkat sekitar 7.000 tentara dalam beberapa hari terakhir.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pernyataan Rusia bahwa mereka menarik pasukannya adalah salah. AS juga memperingatkan keterbukaan publik Presiden Vladimir Putin untuk diplomasi merupakan kedok.

"Setiap indikasi sekarang adalah Rusia hanya bermaksud menawarkan secara terbuka untuk berbicara dan membuat klaim tentang de-eskalasi. Padahal Rusia secara pribadi memobilisasi perang," kata pejabat itu.

Rusia diperkirakan akan menempatkan 150.000 orang pasukan di perbatasan Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joe Biden dalam pidato yang disiarkan di televisi awal pekan ini.

Para pemimpin Barat menyambut klaim penarikan Rusia dengan skeptis. Pada Selasa, Biden mengatakan dalam pidatonya bahwa penarikan pasukan Rusia merupakan hal yang baik namun belum melihat bukti bahwa penarikan seperti itu sedang berlangsung.

Advertising
Advertising

"Analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang sangat mengancam," kata Biden. "Dan faktanya saat ini Rusia memiliki lebih dari 150.000 tentara yang mengepung Ukraina dan Belarusia dan di sepanjang perbatasan Ukraina."

Pada hari Selasa, Putin mengklaim Rusia menarik beberapa pasukan ke pangkalan setelah menyelesaikan latihan di Krimea, wilayah Ukraina. Krimea dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Tetapi para pemimpin AS dan Eropa secara seragam meragukan klaim tersebut.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO belum melihat tanda-tanda de-eskalasi di lapangan. Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan pada konferensi pers di Kyiv bahwa dia mematuhi aturan terkait klaim Rusia. "Jangan dengar lalu percaya. Tapi lihat dan percaya."

Dilansir dari Reuters, Direktur Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia Mikk Marran menyatakan ada 10 kelompok tentara bergerak menuju perbatasan Ukraina, dengan jumlah tentara sekitar 170.000 orang. "Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan pada Baltik di tahun-tahun mendatang," katanya. "Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi Putin."

Baca: Kisah WNI di Rusia, Lebih Khawatir Omicron Dibanding Konflik Ukraina

CNN | REUTERS

Berita terkait

Kamala Harris Tantang Lagi Donald Trump Debat Capres AS

4 jam lalu

Kamala Harris Tantang Lagi Donald Trump Debat Capres AS

Kamala Harris menantang Donald Trump untuk kembali debat capres AS. Permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram

21 jam lalu

Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram

Larangan diterbitkan karena diduga Rusia bisa memata-matai pesan-pesan yang dikirimkan dan identitas pengguna Telegram.

Baca Selengkapnya

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

1 hari lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

1 hari lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

2 hari lalu

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

USAID akan menyelenggarakan Pameran Magang dan Karier di Ritz-Carlton Pacific Place dan @america di Jakarta

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

2 hari lalu

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

Jika rencana ini terwujud, maka ini akan menjadi kejadian langka kepala negara asing muncul bersama calon presiden Amerika Serikat dalam masa kampanye

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

2 hari lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

3 Fakta Warga Rusia Hilang di Gunung Rinjani

3 hari lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

3 hari lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

3 hari lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya