Negara Bagian AS Ramai-Ramai Gugat Google dalam Kasus Privasi Pengguna

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 25 Januari 2022 18:30 WIB

Sebuah tanda digambarkan di luar kantor Google dekat kantor pusat perusahaan di Mountain View, California, AS, 8 Mei 2019. REUTERS/Paresh Dave

TEMPO.CO, Jakarta - Negara Bagian Texas, Indiana, Washington serta District of Columbia menggugat Google Alphabet Inc atas dugaan praktik pelacakan lokasi yang menyerang privasi pengguna.

"Google secara keliru membuat konsumen percaya bahwa mengubah pengaturan akun dan perangkat mereka akan memungkinkan pelanggan untuk melindungi privasi mereka dan mengontrol data pribadi apa yang dapat diakses perusahaan," kata kantor Jaksa Agung Karl Racine di Washington, D.C.

Namun Google "terus secara sistematis mengawasi pelanggan dan mendapat untung dari data pelanggan," kata pernyataan itu, menyebut praktik itu "pelanggaran yang jelas terhadap privasi konsumen."

Juru bicara Google Jose Castaneda mengatakan "jaksa agung membawa kasus berdasarkan klaim yang tidak akurat dan pernyataan usang tentang pengaturan kami. Kami selalu membangun fitur privasi ke dalam produk kami dan menyediakan kontrol yang kuat untuk data lokasi. Kami akan membela diri dan mencatat rekor dengan penuh semangat."

Jaksa Agung Texas Ken Paxton menuduh Google menyesatkan konsumen dengan terus melacak lokasi mereka bahkan ketika pengguna berusaha mencegahnya.

Advertising
Advertising

Google memiliki pengaturan "Riwayat Lokasi" dan memberi tahu pengguna jika mereka mematikannya "tempat yang Anda kunjungi tidak lagi disimpan," kata Texas.

Namun Google "terus melacak lokasi pengguna melalui pengaturan dan metode lain yang gagal diungkapkan secara memadai," kata Paxton.

Jaksa Agung negara bagian Washington Bob Ferguson mengatakan pada tahun 2020, Google menghasilkan hampir $150 miliar dari iklan. "Data lokasi adalah kunci untuk bisnis periklanan Google. Akibatnya, ia memiliki insentif finansial untuk mencegah pengguna menahan akses ke data itu," kata kantor Ferguson dalam sebuah pernyataan, Senin, 24 Januari 2022.

Pada Mei 2020, Arizona mengajukan gugatan serupa terhadap Google atas pengumpulan data lokasi pengguna. Gugatan itu tertunda.

Senator Demokrat Richard Blumenthal mengatakan "tuduhan menakjubkan dalam gugatan bipartisan ini oleh empat jaksa agung menunjukkan, sekali lagi, bahwa perusahaan teknologi terus menyesatkan, menipu, dan memprioritaskan keuntungan daripada melindungi privasi pengguna."

"Kongres harus segera memenuhi momen ini dalam krisis privasi dengan mengesahkan undang-undang komprehensif yang memberikan perlindungan privasi yang dibutuhkan dan layak bagi orang Amerika," katanya.

REUTERS

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

6 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

7 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

19 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

20 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

1 hari lalu

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

Indonesia berencana mempelajari penerapan aturan Publisher Rights dari Australia yang telah lebih dulu melakukannya.

Baca Selengkapnya