Pendiri WikiLeaks Bisa Bawa Kasusnya ke MA untuk Hindari Ekstradisi ke AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 25 Januari 2022 07:03 WIB

Assange, yang dijatuhi hukuman 50 minggu penjara di Inggris karena melewatkan jaminan pada bulan Mei, dan perwakilan hukumnya berupaya agar sidang penahanan ditunda dengan alasan kesehatan yang buruk.

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri WikiLeaks Julian Assange mendapat kesempatan maju ke pengadilan tertinggi Inggris untuk menentang keputusan yang memungkinkan dia diekstradisi ke Amerika Serikat menghadapi 18 tuduhan kriminal termasuk melanggar undang-undang mata-mata.

Pihak berwenang Amerika Serikat ingin Assange, 50 tahun, yang lahir di Australia dan saat ini di penjara di London, diekstradisi dan diadili atas 18 dakwaan yang berkaitan dengan isi WikiLeaks tentang sejumlah besar catatan rahasia militer AS dan kawat diplomatik yang menurut mereka menyebabkan banyak orang dalam bahaya.

Pada bulan Desember 2021, Pengadilan Tinggi di London membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah bahwa dia tidak bisa diekstradisi karena masalah kesehatan mentalnya membuat dia berisiko bunuh diri.

Hakim Pengadilan Tinggi menolak izinnya untuk mengajukan banding langsung ke Mahkamah Agung atas keputusan mereka. Namun karena kasusnya mengangkat masalah hukum penting sehingga dia bisa meminta pengadilan tertinggi Inggris untuk memutuskan.

Ini berarti Mahkamah Agung harus memutuskan apakah harus mendengarkan gugatannya atau tidak.

Advertising
Advertising

"Permohonan termohon untuk menyatakan suatu hal hukum dikabulkan," kata hakim dalam keterangannya, Senin, 24 Januari 2022.

Mereka mengatakan masalah apakah MA dapat mengandalkan jaminan AS tentang perlakuan Assange, yang belum diberikan dalam proses awal, adalah subjek yang dapat dimintakan klarifikasi oleh tim hukumnya.

"Apakah masalah tersebut memerlukan ventilasi atau tidak di pengadilan itu adalah masalah yang tepat untuk keputusannya. Kami dengan hormat akan mengundang Panitera Mahkamah Agung untuk mengambil langkah-langkah mempercepat pertimbangan setiap permohonan untuk naik banding yang mengikutinya."

Assange memiliki waktu 14 hari untuk mengajukan permohonan ke pengadilan.

WikiLeaks menjadi terkenal ketika mulai menerbitkan ribuan file rahasia dan kawat diplomatik pada 2010.

Segera setelah itu, Swedia meminta ekstradisi Assange dari Inggris atas tuduhan kejahatan seks. Ketika dia kalah dalam kasus ekstradisi pada 2012, dia melarikan diri ke Kedutaan Besar Ekuador di London.

Setelah hubungan dengan Ekuador memburuk, Assange diseret oleh polisi Inggris pada April 2019 dan dipenjara karena melanggar persyaratan jaminan Inggris, meskipun kasus Swedia terhadapnya telah dibatalkan.

Pihak berwenang AS kemudian meminta ekstradisinya, tetapi meskipun seorang hakim junior menolak argumen Assange bahwa kasus itu politis dan serangan terhadap kebebasan berbicara, dia mengatakan tidak bisa dikirim ke Amerika Serikat karena ada risiko nyata dia akan bunuh diri.

"Jangan salah, kami menang hari ini di pengadilan," kata pasangan Assange, Stella Moris, yang memiliki dua anak saat berada di Ekuador. "Pertarungan kita terus berlanjut, dan kita akan melawan ini sampai Julian bebas."

Bahkan jika Mahkamah Agung memutuskan untuk tidak mendengarkan bandingnya, pertempuran hukum masih jauh dari selesai. Ekstradisi harus disetujui oleh menteri dalam negeri, yang keputusannya juga dapat digugat secara hukum.

REUTERS

Berita terkait

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

30 menit lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

3 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

5 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

6 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

16 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

16 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

17 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

19 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya