Negara Kaya Rekrut Perawat dari Negara Miskin di Tengah Merebaknya Omicron
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 24 Januari 2022 16:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang infeksi Covid-19 yang dipicu oleh varian Omicron menyebabkan sejumlah negara kekurangan staf tenaga kesehatan. Menurut CEO Dewan Perawat Nasional atau ICN, Howard Catton, negara-negara kaya pun menggenjot perekrutan perawat dari negara miskin.
Untuk menutup kesenjangan, negara-negara Barat telah mempekerjakan personel militer, sukarelawan dan pensiunan. Banyak pula yang menambah tenaga kesehatan dari negara lain sehingga memperburuk kesenjangan kesehatan.
"Kami melihat rekrutmen internasional meningkat untuk ditempatkan di negara-negara seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat," kata Catton dalam wawancara dengan Reuters.
Dia mengatakan, jalan pintas yang diambil negara-negara kaya ini mirip dengan kelangkaan alat pelindung diri dan vaksin di negara-negara miskin. "Negara-negara kaya telah menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk membeli dan menimbun, termasuk tenaga keperawatan. Itu hanya akan membuat ketidakadilan semakin parah," ujarnya.
Sebelum pandemi terjadi kekurangan 6 juta perawat di seluruh dunia. Hampir 90 persen wilayah yang kurang tenaga kesehatan adalah negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Permintaan perawat berasal dari negara-negara di Afrika sub-Sahara, termasuk Nigeria, dan sebagian Karibia. Mereka sering kali dijanjikan gaji yang lebih tinggi di negara maju dan persyaratan yang lebih baik dibandingkan di negara asal.
Laporan ICN mengatakan negara kaya juga bersedia memfasilitasi dengan memberikan status imigrasi kepada perawat. "Negara kaya yang menanggung biaya pendidikan perawat dan petugas kesehatan baru," katanya Catton.
Ketika pandemi mereda, menurut Catton, negara-negara kaya bersedia mengatasi menumpuknya tenaga kesehatan. Dia menyerukan lebih banyak investasi dan rencana sepuluh tahun untuk memperkuat tenaga kerja.
“Kami membutuhkan upaya global yang terkoordinasi, kolaboratif, dan terpadu yang didukung oleh investasi serius, bukan hanya kata-kata hangat, basa-basi dan tepuk tangan,” katanya.
Baca: Kematian Akibat Omicron Naik, Australia Kebut Suntikan Booster Vaksin Covid
REUTERS