Cina Dilaporkan Jemput Paksa 10 Ribu Warganya dari Luar Negeri

Reporter

Tempo.co

Rabu, 19 Januari 2022 16:00 WIB

Gui Minhai, 55 tahun, pada Senin, 24 Februari 2020, divonis hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan memberikan informasi pada intelijen asing. Sumber: edition.cnn.com

TEMPO.CO, Jakarta -Beijing telah memaksa hampir 10 ribu warga negara Cina di luar negeri untuk kembali sejak 2014 dengan menggunakan cara-cara paksa di luar sistem peradilan. Sebanyak 2.500 orang diantaranya ditangkap selama pandemi COVID-19.

Kelompok hak asasi manusia, Safeguard Defenders, memperkirakan dalam laporannya yang diterbitkan pada Selasa bahwa repatriasi yang berlanjut sekarang berjumlah lebih dari 10 orang. Ini terjadi sejak Beijing meluncurkan operasi Fox Hunt pada 2014, diikuti oleh Sky Net pada 2015.

Menurut kelompok asal Spanyol itu, orang-orang yang ditargetkan ditekan untuk kembali ke Cina di luar kehendak mereka dengan kombinasi metode non-yudisial. Termasuk diantaranay dengan metode penculikan, pelecehan dan intimidasi.

"Dengan diaspora Cina tumbuh pada tingkat yang semakin cepat karena semakin banyak orang berusaha meninggalkan Cina, Beijing semakin termotivasi untuk memperluas kekuatan pasukan keamanannya di luar negeri," kata laporan itu seperti dilansir France24 pada Rabu 19 Januari 2022.

Laporan LSM tersebut menuduh intimidasi terhadap anggota keluarga tersangka di Cina dan agen Cina dikirim untuk mengancam target di luar negeri. Adapun metode lain adalah dengan membujuk target untuk mendatangi negara yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Cina.

Advertising
Advertising

Operasi Fox Hunt diluncurkan pada 2014 untuk melacak warga Cina yang dicari karena kejahatan ekonomi. Sementara Operasi Sky Net yang lebih besar dimulai pada 2015 dan kemudian digabungkan dengan Fox Hunt.

Pada 2015, penjual buku dan warga negara Swedia Gui Minhai diduga diculik dari Thailand sebelum kemudian muncul kembali dalam tahanan Cina. Dua tahun kemudian, miliarder Xiao Jianhua menghilang dari sebuah hotel di Hong Kong dan diyakini masih ditahan di Cina.

Baca juga: Begini Intelijen Cina Beroperasi di Australia, Hong Kong, Taiwan

SUMBER: FRANCE24

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

12 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

14 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

18 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

20 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya