WHO: Covid-19 Jangan Dulu Dianggap Flu Biasa

Reporter

Tempo.co

Rabu, 12 Januari 2022 18:54 WIB

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - WHO pada Selasa, 11 Januari 2022, memperingatkan agar Covid-19 jangan dulu diperlakukan seperti flu biasa, kendati Covid-19 varian omicron sudah menginfeksi lebih dari separuh warga Eropa.

Pada pekan pertama 2022, dilaporkan ada lebih dari 7 juta kasus baru Covid-19 di Eropa. Jumlah itu dua kali lipat dibanding dua pekan sebelumnya.
"Pada angka ini, Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen populasi di kawasan Eropa akan terinfeksi Covid-19 varian omicron dalam tempo 6 - 8 pekan ke depan," kata Hans Kluge, Direktur WHO untuk wilayab Eropa.
Orang-orang berjalan di dekat stasiun pengujian COVID-19 di jalan perbelanjaan Kurfuerstendamm, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Berlin, Jerman, 1 Desember 2021. [REUTERS/Annegret Hilse]
Menurut Kluge, 50 dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah telah mengalami lonjakan kasus Covid-19, yang sebagian besarnya adalah kasus omicron. Banyak bukti memperlihatkan omicron mempengaruhi bagian atas pernafasan sehingga hanya menyebabkan gejala ringan Covid-19, ketimbang varian lain.
Akan tetapi, WHO memperingatkan agar lebih banyak studi yang dilakukan untuk membuktikan hal ini.
Sebelumnya pada Senin, 10 Januari 2022, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan saat ini waktunya melacak bagaimana Covid-19 berevolusi menggunakan metode yang sama dengan flu karena angka kematian akibat Covid-19 sudah semakin menurun. Itu artinya, virus corona akan diperlakukan sebagai sebuah penyakit endemik, ketimbang pandemi sehingga setiap kasus tidak akan dicatat dan tidak melakukan tes virys corona pada semua orang.

Catherine Smallwood pejabat senior WHO bidang kedaruratan mengatakan status endemik membutuhkan sebuah transmisi yang stabil dan terprediksi.

"Kita masih punya ketidakpastian dan sebuah virus yang berkembang dengan cepat dan membuat diberlakukannya sejumlah tantangan baru. Kita jelas tidak pada titik untuk menyebutnya endemik. Itu mungkin akan menjadi endemik suatu saat nanti, namun memastikannya endemik pada 2022 itu sedikit sulit pada tahap ini," kata Smallwood.

Advertising
Advertising

Sumber : reuters

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

8 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

16 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya