Setahun Serangan ke Capitol Hill, Biden Sebut Trump Serbarkan Jaring Kebohongan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 8 Januari 2022 07:05 WIB

Anggota Polisi Capitol AS berjalan di depan US Capitol pada peringatan pertama serangan 6 Januari 2021 di Capitol oleh pendukung mantan Presiden Donald Trump, di Capitol Hill di Washington, AS, 6 Januari 2022. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden menuduh pendahulunya Donald Trump menyebarkan "jaring kebohongan" untuk merusak demokrasi AS dengan menyatakan kemenangannya dirampok sehingga memicu pendukungnya menyerang Capitol Hill pada 6 Januari 2021.

Biden dalam pidatonya pada peringatan serangan untuk membatalkan pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 itu, klaim palsu Donald Trump bahwa pemilihan itu dicuri darinya melalui kecurangan pemungutan suara yang meluas dapat menggagalkan pemilu mendatang.

“Seorang mantan presiden Amerika Serikat telah menciptakan dan menyebarkan jaring kebohongan tentang pemilu 2020. Dia melakukannya karena dia menghargai kekuasaan di atas prinsip,” kata Biden, di Capitol Hill, Kamis, 6 Januari 2021. "Dia tidak bisa menerima dia kalah."

Namun Biden tidak pernah menyebut nama pendahulunya secara langsung selama pidato 25 menit itu.

Kepada wartawan setelah pidato itu, dia beralasan sedang mencoba fokus pada ancaman terhadap sistem politik Amerika daripada Trump sendiri.

Advertising
Advertising

Trump mengeluarkan tiga pernyataan dalam beberapa jam setelah pernyataan penggantinya dengan menuduh Biden mencoba memecah belah negara dan mengulangi klaim pemilihannya yang salah.

Tidak seperti mantan presiden AS lainnya, Trump menolak menerima putusan para pemilih dan menekan pendukung Partai Republik untuk membatalkan hasilnya.

Klaim palsunya telah memberikan payung hukum bagi Partai Republik di tingkat negara bagian untuk menuntut pemungutan suara ulang. Penelitian menunjukkan cara seperti itu sangat jarang terjadi di pemilu AS.

Rekan Biden dari Partai Demokrat, beberapa Republikan dan banyak pakar independen mengatakan penyangkalan Trump yang terus-menerus dapat memperkecil kemungkinan transfer kekuasaan AS di masa depan akan damai - terutama yang melibatkan selisih suara lebih tipis daripada pemilihan 2020 yang dimenangkan Biden dengan 7 juta suara secara nasional.

Pidato tersebut menggambarkan bahwa Biden dan Demokrat tetap waspada terhadap daya tahan politik Trump. Segera setelah kerusuhan, beberapa Republikan mengira cengkeraman Trump pada partai telah terguncang, tetapi sejak ramalan itu keliru.

"Demokrasi kita sangat rapuh, dan kultus Kebohongan Besar masih sangat aktif dengan bantuan sebagian besar rekan-rekan kita di sisi lain, yang terus mencoba untuk menulis ulang atau mengabaikan sejarah," kata anggota DPR dari Demokrat, Pramila Jayapal.

Ketua DPR Nancy Pelosi memimpin lusinan anggota parlemen Demokrat memegang lilin di saat mengheningkan cipta di tangga Capitol Hill, bagian dari doa lilin yang merupakan acara resmi terakhir dari peringatan tersebut.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

3 hari lalu

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

3 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

4 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

4 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya