TEMPO Interaktif, Washington:Presiden Amerika Serikat George Walker Bush telah menolak permintaan Israel untuk membantu menyerang Iran tahun lalu, dan lebih memilih mensabotase program nuklir yang diduga sedang dilakukan pemerintah Tehran. Kabar ini dilancarkan situs harian beken Abang Sam The New York Times.
Permintaan Israel terhadap Bush adalah membantu militernya menyerang fasilitas nuklir Iran di Natanz, lokasi satu-satunya pengayaan uranium negara tersebut. Gedung Putih menolak rencana tersebut namun akan meningkatkan program intelijennya dengan Israel dalam mensabotase program nuklir Iran.
Program sabtase Abang Sam terhadap fasilitas nuklir Iran itu dimulai pada 2008. Itu temasuk rencana penetrasi ke rantai pemasok nuklir Iran di luar negeri. Pernyataan ini dilansir Times, setelah melakukan wawancara dengan pejabat ahli dan inspektur nuklir Amerika yang anonim. Program sabotase ini akan diteruskan Presiden terpilih Barack Obama, yang belum menentukan apakah akan meneruskan atau tidak.
Menurut Times, Bush menolak permintaan Israel menyerang Iran karena berpikir tidak efektif dan bisa memantik perang di Timur Tengah. Israel meminta bantuan Amerika menyerang Iran, setelah dikeluarkannya laporan intelijen AS pada 2007 yang menyebutkan Iran telah mengembangkan program nuklirnya selama empat tahun lebih awal.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.