Militer Tangkap dan Siksa Pendeta Myanmar, Lima Tewas

Reporter

Tempo.co

Kamis, 30 Desember 2021 17:30 WIB

Pengunjuk rasa menggunakan senjata rakitan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak lima pendeta Kristen tewas dibunuh dan empat lainnya ditahan di Myanmar sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta. Dilansir dari Radio Free Asia, kekerasan terhadap pemimpin agama meningkat dalam 10 bulan terakhir.

Salai Za Op Lin, wakil direktur eksekutif Grup Hak Asasi Manusia Chin, mengatakan bahwa sebagian besar korban berasal dari Kota Kanpetlet, Mindat, Matupi dan Thantlang. “Catatan kami menunjukkan ada sembilan pemimpin Kristen, termasuk pendeta, yang menderita di tangan junta. Lima dari sembilan tewas,” katanya. "Hal serupa terjadi di wilayah Magway di luar negara bagian Chin."

Um Kee, seorang pendeta berusia 30 tahun dari desa Otpo Kanpetlet, ditangkap dari rumahnya pada 11 Desember 2021. Dua hari kemudian, penduduk setempat menemukan mayatnya di dekat Hotel Pan Laybyay.

Seorang warga yang namanya tak disebutkan mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa Um Kee telah ditikam di perut dan ditembak di kepala. “Dia dikabarkan dibawa untuk dimintai keterangan. Kami tahu dia ditangkap. Mayatnya ditemukan di pinggir jalan keesokan harinya,” kata warga.

Salai Ngwe Kyar, seorang pendeta Kristen dari Kota Saetottara Magway, ditangkap setelah dituduh sebagai anggota milisi Tentara Pertahanan Rakyat (PDF). Penduduk setempat mengatakan dia meninggal di Rumah Sakit Magway pada 9 Desember karena luka yang diderita selama interogasi.

Advertising
Advertising

Juru bicara junta Mayjen Zaw Min Tun membantah bahwa ada pendeta yang meninggal selama interogasi. Dia menambahkan bahwa laporan tentang seorang pemimpin Kristen Chin yang telah dibunuh oleh militer adalah palsu. Dia menyebutkan bahwa pendeta tersebut tewas dalam baku tembak antara pasukan pemerintah dan CDF.

Selain membunuh pendeta, sebuah kelompok pemberontak Myanmar mengatakan telah mengubur sisa-sisa tubuh lebih dari 30 orang yang tewas dan dibakar oleh junta militer. Aktivis oposisi menyalahkan tentara Myanmar atas serangan 24 Desember di dekat desa Mo So di Negara Bagian Kayah. Dalam serangan itu, kelompok bantuan Save the Children mengatakan dua stafnya tewas.

Seorang juru bicara militer belum mengomentari serangan itu. Namun media pemerintah di Myanmar yang dikelola militer sebelumnya melaporkan bahwa tentara telah menembak dan membunuh sejumlah teroris bersenjata di desa itu.

"Kami mengubur setiap mayat yang kami temukan di tempat kejadian," kata seorang komandan Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF), salah satu pasukan sipil terbesar yang dibentuk untuk menentang kudeta militer 1 Februari.

Foto-foto yang diunggah di media online menunjukkan anggota KNDF mengubur jenazah di kuburan yang dilapisi dengan balok beton. Bunga-bunga berserakan di atas mayat dan lilin dinyalakan di samping kuburan.

Komandan yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan meskipun sulit untuk mengidentifikasi mayat yang dikuburkan pada hari Rabu, dia yakin mereka termasuk staf Save the Children.

Seorang juru bicara Save the Children menolak berkomentar, tetapi kelompok itu sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa dua pekerjanya tewas dalam serangan itu. Keduanya adalah pria yang sudah menikah.

Komunitas internasional telah menyatakan keterkejutannya atas serangan itu. Kedutaan Amerika Serikat di Myanmar menggambarkan serangan itu sebagai biadab.

Baca: Aktor Top Myanmar Paing Takhon Divonis 3 Tahun karena Demo Menentang Kudeta

RADIO FREE ASIA | REUTERS

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

17 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya