Rusia Minta NATO Tarik Pasukan di Eropa Timur, Menhan Jerman: Jangan Dikte Kami
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Senin, 20 Desember 2021 12:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - NATO akan membahas proposal keamanan Rusia tetapi tidak akan membiarkan Moskow mendikte postur militer aliansi, kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht saat mengunjungi pasukan Jerman yang berbasis di Lithuania untuk mencegah serangan Rusia, Minggu, 19 Desember 2021.
Sebelumnya, Rusia menetapkan daftar tuntutan untuk Barat yang mencakup penarikan batalyon NATO dari Polandia dan Estonia, Latvia dan Lithuania, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet.
Rusia juga menuntut jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO akan menghentikan semua aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina, serta veto Rusia atas keanggotaan NATO di masa depan untuk Ukraina - yang telah dikesampingkan oleh Barat.
"Kita perlu menyelesaikan ketegangan saat ini di tingkat diplomatik tetapi juga dengan memasang pencegahan yang kredibel," kata Lambrecht kepada wartawan di Rukla pada kunjungan pertamanya ke pasukan Jerman di luar negeri.
Unit-unit tempur, yang dikerahkan tiga tahun setelah pencaplokan Moskow atas semenanjung Krimea di Ukraina pada 2014, dimaksudkan untuk menghentikan serangan dan mempersingkat waktu bagi pasukan NATO tambahan untuk tiba di garis depan.
"Kami akan membahas proposal Rusia ... Tetapi tidak mungkin Rusia mendikte mitra NATO tentang postur mereka, dan itu adalah sesuatu yang akan kami jelaskan dengan sangat jelas dalam pembicaraan (minggu depan di dewan NATO)," katanya.
Barat mengancam menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap Rusia jika Moskow meningkatkan pembangunan militernya di perbatasan Ukraina. Moskow mengatakan pihaknya hanya menanggapi ancaman keamanan dari hubungan Kyiv yang semakin dekat dengan NATO.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anusauskas menuduh Rusia mencoba untuk mengganggu aliansi, dan mengatakan NATO tidak boleh membiarkan Moskow membagi Eropa menjadi wilayah pengaruh.
"Kita perlu mendukung Ukraina dengan segala cara, termasuk pengiriman senjata mematikan," kata Anusauskas, tanpa memberikan rincian tentang jenis senjata apa yang dia maksud.
Lambrecht menolak mengomentari laporan Spiegel, Sabtu, bahwa jenderal tertinggi NATO Tod Wolters telah menyarankan aliansi tersebut membangun kehadiran militer yang sama seperti di Polandia dan negara-negara Baltik di Bulgaria dan Rumania.
REUTERS