PBB: 100 Tentara Afghanistan dan 50 Anggota ISIS Tewas sejak Taliban Berkuasa

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 15 Desember 2021 16:28 WIB

Pasukan Taliban menggelar parade militer di Kabul, Afghanistan 14 November 2021. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 mantan pasukan keamanan nasional Afghanistan tewas sejak Taliban berkuasa Agustus 2021, sebagian besar di tangan kelompok Islam garis keras ini, demikian laporan Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Nada al-Nashif, Wakil Komisaris Tinggi HAM PBB, mengatakan bahwa selain tentara Afghanistan, setidaknya 50 tersangka anggota afiliasi lokal Negara Islam yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan - musuh ideologis Taliban - tewas dengan cara digantung atau dipenggal.

Dalam pidatonya di Dewan Hak Asasi Manusia, dia mengatakan, pemerintahan Taliban ditandai dengan pembunuhan di luar proses hukum di seluruh negeri dan pembatasan hak-hak dasar perempuan dan anak perempuan.

Keluarga menghadapi "kemiskinan dan kelaparan parah" musim dingin ini di tengah laporan pekerja anak, pernikahan dini dan "bahkan penjualan anak", kata al-Nashif, Selasa, 14 Desember 2021, seperti dikutip Reuters.

Setidaknya 72 dari lebih 100 dugaan pembunuhan telah dikaitkan dengan Taliban, katanya. "Dalam beberapa kasus, mayat-mayat itu ditampilkan di depan umum. Ini telah memperburuk ketakutan."

Advertising
Advertising

Dekrit Taliban awal bulan ini gagal untuk merujuk pada hak-hak perempuan dan anak perempuan untuk pendidikan, pekerjaan dan kebebasan bergerak mereka dan untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik, kata al-Nashif.

Setidaknya delapan aktivis Afghanistan dan dua wartawan telah tewas sejak Agustus, sementara PBB juga telah mendokumentasikan 59 penahanan yang tidak sah.

"Keamanan para hakim, jaksa, dan pengacara Afghanistan - khususnya profesional hukum wanita - adalah masalah yang harus diwaspadai", katanya.

Utusan pemerintahan lama Afghanistan, Nasir Ahmad Andisha, menuduh Taliban melakukan berbagai pelanggaran termasuk pembunuhan yang ditargetkan dan penghilangan paksa.

"Dengan pengambilalihan militer atas Kabul oleh Taliban, tidak hanya kita melihat pembalikan total dari kemajuan dua dekade ... tetapi kelompok itu juga melakukan serangkaian pelanggaran dengan impunitas penuh yang dalam banyak kasus tidak dilaporkan dan tidak didokumentasikan," kata Andisha kepada forum tersebut.

Andisha, duta besar Kabul untuk PBB di Jenewa yang masih diakui oleh badan dunia itu, mengatakan bahwa "laporan yang dapat dipercaya telah memberikan kesaksian tentang pembersihan etnis dan suku di beberapa provinsi di negara itu".

Taliban belum berkomentar soal tudingan PBB ini, namun sebelumnya Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi mengaku Taliban berkomitmen untuk pendidikan dan pekerjaan bagi anak perempuan dan perempuan, perubahan yang nyata dari masa kekuasaan mereka sebelumnya, dan mencari "rahmat dan kasih sayang" dunia untuk membantu jutaan warga yang sangat membutuhkan.

Dalam wawancara dengan AP, yang dikutip NPR, 13 Desember 2021, ia mengatakan pemerintah Taliban menginginkan hubungan baik dengan semua negara dan tidak memiliki masalah dengan Amerika Serikat.

Dia mendesak Washington dan negara-negara lain melepaskan lebih dari $ 10 miliar dana yang dibekukan ketika Taliban mengambil alih kekuasaan 15 Agustus, menyusul serangan militer yang cepat di Afghanistan dan pelarian rahasia yang tiba-tiba dari Presiden Ashraf Ghani yang didukung AS.

"Sanksi terhadap Afghanistan tidak akan ... tidak ada manfaatnya," kata Muttaqi hari Minggu, berbicara dalam bahasa Pashto selama wawancara di gedung Kementerian Luar Negeri di jantung ibukota Afghanistan, Kabul.

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

7 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

4 hari lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

12 hari lalu

Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

Ketua HAM PBB Volker Turk mengatakan dia "ngeri" dengan hancurnya fasilitas medis Nasser dan Al Shifa di Gaza dan laporan adanya kuburan massal.

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

18 hari lalu

PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Kantor HAM PBB mengatakan Israel masih membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan bahwa tindakan itu melanggar hukum.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

28 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Iran Disebut Telah Peringatkan Rusia sebelum Serangan Moskow

34 hari lalu

Iran Disebut Telah Peringatkan Rusia sebelum Serangan Moskow

Tiga sumber menyebutkan bahwa Iran telah memperingatkan Rusia mengenai kemungkinan adanya "operasi teroris" besar-besaran bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Komite HAM PBB Khawatir dengan Proses Pemilu 2024 di Indonesia

37 hari lalu

Komite HAM PBB Khawatir dengan Proses Pemilu 2024 di Indonesia

Komite HAM PBB mengangkat isu adanya dugaan pengaruh yang tidak semestinya dalam Pemilu 2024 di Indonesia.

Baca Selengkapnya