Warga Asing Ramai-ramai Beli Rumah di Turki karena Nilai Lira yang Anjlok

Reporter

Tempo.co

Rabu, 15 Desember 2021 10:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan rumah Turki terhadap warga asing melonjak hampir 50% ke level rekor tertinggi pada November, menurut data pada Selasa, menghasilkan miliaran dolar AS dalam valuta asing karena kemerosotan lira membuat pembelian rumah oleh warga asing secara signifikan lebih murah.

Dengan latar belakang inflasi tahunan lebih dari 20%, pasar properti secara umum naik di bulan November, dengan penjualan keseluruhan melonjak 59% tahun-ke-tahun menjadi 178.814 properti, angka Institut Statistik Turki menunjukkan, dikutip dari Reuters, 15 Desember 2021.

"Orang-orang yang melihat perumahan sebagai alat pertahanan terhadap inflasi berperan penting dalam kenaikan tajam penjualan pada November," kata General Manager Penilaian Real Estat TSKB Makbule Yonel Maya, menambahkan bahwa suku bunga pinjaman bank pemerintah yang lebih rendah berdampak.

Lira merosot ke rekor terendah 14,99 terhadap dolar AS pada hari Senin, mewakili nilai setengahnya tahun ini. Pada level saat ini 14,2 lebih dari 40% lebih lemah dari pada awal September.

Altan Elmas, ketua asosiasi pengembang dan investor perumahan Konutder, mengatakan arus masuk mata uang asing karena penjualan rumah dalam 11 bulan hingga November berjumlah sekitar US$8,5 miliar (Rp121,8 triliun), melebihi perkiraannya.

Advertising
Advertising

"Kita bisa mencapai US$10 miliar (Rp143 triliun) pada akhir tahun. Dukungan terbesar untuk program ekonomi baru pada periode mendatang akan datang dari penjualan properti ke asing," katanya.

Presiden Tayyip Erdogan telah mendukung pemotongan suku bunga yang agresif untuk mendukung program barunya yang menekankan ekspor dan kredit, meskipun inflasi melonjak dan kritik luas terhadap kebijakan dari para ekonom dan anggota parlemen oposisi.

7.363 rumah yang dijual kepada orang asing pada November mewakili tingkat bulanan tertinggi sejak seri data dimulai pada tahun 2013. Sejauh ini jumlah pembeli asing tertinggi adalah warga negara Iran, diikuti oleh orang Irak dan Rusia.

Penjualan properti kepada orang asing telah kuat sepanjang tahun, naik 39,4% dalam 11 bulan pertama, sementara total penjualan rumah sebenarnya turun 9,2% dalam periode 11 bulan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tempat paling populer untuk pasar properti bagi orang asing adalah Istanbul, dengan 2.922 penjualan, diikuti oleh resor selatan Antalya dan ibu kota Ankara.

Data juga menunjukkan penjualan hipotek November naik 61% dari tahun sebelumnya menjadi 39.366, terhitung 22% dari total pada periode tersebut.

Tahun lalu, penjualan rumah melonjak karena pinjaman murah era pandemi dari bank-bank negara Turki, mendorong pengembang real estat untuk meluncurkan iklan besar-besaran untuk pembeli.

Baca juga: Debat Anggaran Parlemen Turki Diwarnai Perkelahian

REUTERS

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya