TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach membela aturan yang mewajibkan suntik vaksin virus corona pada tenaga kesehatan dan staf yang bekerja di panti jompo. Aturan itu rencananya akan diloloskan parlemen Jerman pada Jumat, 10 Desember 2021 waktu setempat.
"Ini sungguh tidak bisa diterima ketika orang-orang mempercayakan hidup pada tenaga kesehatan, mereka malah sekarat untuk hal yang seharusnya tidak terjadi, yakni karena mereka belum suntik vaksin virus corona," kata Lauterbach.
Sebuah jam digital pada ponsel terlihat di depan gerbang Brandenburg, selama wabah virus corona (COVID-19), di Berlin, Jerman, Selasa, 31 Maret 2020. Pandemi virus baru ini membuat sejumlah kota besar yang biasanya ramai terlihat sepi di siang hari. REUTERS/Hannibal Hanschke
Jerman saat ini dilanda gelombang keempat infeksi virus corona dengan kondisi angka imunisasi vaksin Covid-19 yang relatif rendah dibanding negara-negara lain di Eropa. Sekitar 69,4 persen dari populasi Jerman, sudah mendapat suntik dua dosis vaksin virus corona. Sedangkan 21,3 persen sudah mendapat suntikan dosis penguat vaksin Covid-19.
Robert Koch Institute melaporkan pada Jumat, 10 Desember 2021, ada 61.288 kasus baru infeksi virus corona. Sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 ada 484 orang.
Aturan wajib suntik vaksin virus corona untuk profesi tertentu akan berlaku mulai pertengahan Maret 2022. Aturan baru Jerman, juga akan mengizinkan 16 negara bagian menutup bar dan restoran karena tingginya angka infeksi virus corona.
Sebuah survei yang dilakukan stasiun televisi ZDF menemukan lebih dari tiga perempat warga Jerman tidak keberatan dengan aturan yang membatasi ruang gerak warga yang belum suntik vaksin virus corona. Sedangkan 21 persen berpandangan itu bukan hal tepat.
Sebanyak 70 persen responden dalam survei itu, setuju vaksin virus corona menjadi hal wajib. Pandangan ini di dukung oleh Kanselir Jerman yang baru, Olaf Scholz, yang menyebut hal ini mungkin bisa diberlakukan pada akhir Februari 2022.
Advertising
Advertising
Sumber : reuters