Mengerikan, Mesin Bunuh Diri Resmi Boleh Digunakan di Swiss

Reporter

Tempo.co

Selasa, 7 Desember 2021 16:37 WIB

Sarco, mesin bunuh diri di Swiss. newsweek.com

TEMPO.CO, Jakarta - Swiss melegalkan penggunaan mesin bunuh diri yang berbentuk seperti kapsul. Mesin bernama Sarco ini segera beroperasi secara legal di Swiss setelah lolos tinjauan hukum.

Dikutip dari The Hill, kapsul cetak 3D ini akan digunakan untuk membatu bunuh diri. Di beberapa negara, bunuh diri diperbolehkan dalam kondisi tertentu termasuk di Belanda, Jerman, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Swiss. Di sebagian besar negara, bunuh diri yang dibantu adalah untuk orang berpenyakit yang tidak dapat disembuhkan atau euthanasia.

Menurut outlet berita Swiss Info, anggota Swiss Broadcasting Corporation, pod bunuh diri atau mesin Sarco, mulai beroperasi tahun depan. Mesin bunuh diri ini dikembangkan oleh organisasi nirlaba internasional Exit International. Lembaga tersebut mengadvokasi euthanasia sukarela dan bunuh diri yang dibantu.

Bunuh diri yang dibantu di negara itu biasanya melibatkan konsumsi cairan natrium pentobarbital. Kapsul tersebut menawarkan kematian yang damai kepada pengguna tanpa menggunakan zat yang dikendalikan, menurut Philip Nitschke, dari Exit International.

“Orang akan masuk ke kapsul dan berbaring. Ini sangat nyaman. Mereka akan disodorkan sejumlah pertanyaan. Ketika mereka telah menjawab, dapat menekan tombol di dalam kapsul untuk mengaktifkan mekanisme dengan waktu mereka sendiri,” kata Nitschke kepada Swiss Info dalam sebuah wawancara.

Advertising
Advertising

Nitschke menjelaskan pod tersebut akan membanjiri bagian dalam dengan nitrogen, yang akan mengurangi kadar oksigen dari 21 persen menjadi 1 persen. Dia mengatakan orang tersebut akan merasa bingung dan sedikit euforia sebelum kehilangan kesadaran.

“Semuanya memakan waktu sekitar 30 detik. Kematian terjadi melalui hipoksia dan hipokapnia, masing-masing kekurangan oksigen dan karbon dioksida. Tidak ada kepanikan, tidak ada perasaan tersedak,” katanya kepada outlet berita.

Mesin ini bisa dipindahkan ke mana saja. Menurut Nitschke, mesin juga bisa digunakan di luar ruangan termasuk di tempat yang indah atau di organisasi tertentu.

Exit International berharap pada akhirnya menggunakan kecerdasan buatan dalam sistem penyaringan untuk membangun kapasitas mental pengguna. Organisasi tersebut mengatakan ingin menghapus segala jenis tinjauan psikiatris dan memungkinkan individu untuk mengontrol metode itu sendiri.

Baca: Swiss Mendeteksi Kasus Pertama Varian Omicron

THE HILL

Jika Anda memiliki pemikiran bunuh diri atau mengetahui ada orang yang mencoba bunuh diri, segera hubungi psikolog dan psikiater terdekat. Akses laman www.intothelightid.org/cari untuk mendapatkan layanan kesehatan mental. Pertolongan pertama bagi orang dengan pemikiran bunuh diri juga dapat dibaca di www.intothelightid.org/tolong.

Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri juga dapat menghubungi Yayasan Pulih di nomor telepon (021) 78842580. Ada pula Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan di nomor telepon (021) 500454, dan LSM Jangan Bunuh Diri di nomor telepon (021) 9696 9293.

Berita terkait

Tak sampai Sepekan, Dua Orang Lompat dari Jembatan Barelang Batam hingga Tewas

1 hari lalu

Tak sampai Sepekan, Dua Orang Lompat dari Jembatan Barelang Batam hingga Tewas

Dua orang tewas usai melompat dari Jembatan Barelang di Kota Batam dalam waktu yang berdekatan

Baca Selengkapnya

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

5 hari lalu

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

Pria itu diduga melompat setelah meminjam handphone seorang pengunjung Jembatan Barelang. Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

8 hari lalu

Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

Kematian Brigadir RAT masih menyisakan misteri. Untuk apa ia di Jakarta, padahal tugasnya di Manado? Kenapa beda keterangan Polda Sulut dan pengusaha?

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

11 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

11 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

12 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

12 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

12 hari lalu

Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

Pemicu depresi dan bunuh diri veteran perang AS beragam, di antaranya lama hidup jauh dari rumah, pasangan, dan anak -- situasi yang membuat stres.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

15 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

16 hari lalu

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya