Pria Palestina Gugat Menhan Israel ke Pengadilan Belanda atas Kejahatan Perang

Reporter

Tempo.co

Selasa, 7 Desember 2021 15:00 WIB

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz membetulkan letak maskernya selama pertemuan kabinet mingguan di kantor perdana menteri di Yerusalem, 1 Agustus 2021. [Abir Sultan/Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang Palestina Belanda mengajukan kembali gugatan ke pengadilan banding di Belanda pada Selasa terhadap Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, yang dituduh bersalah atas hilangnya enam kerabat dalam serangan udara Israel di Gaza pada 2014.

Ismail Ziada mengajukan kasus perdata terhadap Gantz dan mantan pejabat senior militer Israel lainnya, mencari ganti rugi yang tidak ditentukan di bawah aturan yurisdiksi universal Belanda. Kasusnya dibatalkan oleh pengadilan Belanda yang lebih rendah pada Januari 2020.

Yurisdiksi universal memungkinkan negara untuk menuntut pelanggaran serius seperti kejahatan perang dan penyiksaan di mana pun mereka dilakukan.

Tetapi pengadilan yang lebih rendah memutuskan bahwa prinsip-prinsip yurisdiksi universal dapat diterapkan untuk tanggung jawab pidana individu, tetapi tidak dalam kasus perdata.

Dikutip dari Reuters, 7 Desember 2021, Ziada mengajukan banding dengan alasan bahwa yurisdiksi universal harus diterapkan dalam kasus perdata jika tindakan yang dituduhkan melibatkan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional. Dia meminta hakim banding untuk membalikkan keputusan, yang secara efektif memberikan kekebalan Gantz dari penuntutan.

Advertising
Advertising

Benny Gantz, seorang tentara karir yang menjadi politisi, adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata Israel selama perang melawan militan Palestina di Jalur Gaza pada tahun 2014, ketika insiden itu terjadi.

Sekitar 2.200 warga Palestina diperkirakan tewas, hingga 1.500 di antaranya warga sipil, dalam konflik tersebut, menurut angka PBB. Ziada mengatakan dia kehilangan kerabat ketika rumah keluarganya di Gaza dibom selama serangan udara Israel pada Juni 2014. Di pihak Israel, 67 tentara dan lima warga sipil tewas.

Gaza dikendalikan oleh gerakan Islam Palestina Hamas, yang dianggap oleh Barat sebagai organisasi teroris. Israel mengatakan Hamas menempatkan warga sipil dalam bahaya dengan mengerahkan pejuang dan persenjataan di dalam daerah padat penduduk di Gaza.

Kelompok hak asasi manusia menuduh kedua belah pihak melakukan kejahatan perang dalam konflik 2014. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) saat ini sedang menyelidiki dugaan kejahatan perang yang dilakukan di wilayah Palestina sejak Juni 2014 oleh pasukan pertahanan Israel dan kelompok bersenjata Palestina.

Baca juga: Kisah Sedih Dokter Palestina Kehilangan 3 Putri Akibat Serbuan Tentara Israel

REUTERS

Berita terkait

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

5 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

9 jam lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

10 jam lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

11 jam lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

12 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

16 jam lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

17 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

18 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

19 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya