Pasukan Perlawanan Myanmar Hancurkan 400 Menara BTS yang Dikuasai Junta Militer

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 4 Desember 2021 13:00 WIB

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 400 menara telekomunikasi BTS di Myanmar yang dikuasai junta militer telah dihancurkan oleh penentang kudeta 1 Februari, media pemerintah melaporkan pada Jumat, serangan yang menurut operator ponsel telah memutuskan konektivitas bagi banyak pelanggan.

Surat kabar The Global New Light of Myanmar, media yang menjadi corong junta militer, mengatakan penghancuran menara BTS dimaksudkan untuk melemahkan pemerintah. Militer Myanmar sebelumnya telah menutup internet di banyak daerah untuk mencoba mengganggu lawan-lawannya selama protes dan pemogokan.

"Teroris berusaha untuk menghambat pelaksanaan kegiatan masa depan bangsa dan untuk menggulingkan mesin administrasi pemerintah," lapor surat kabar itu, dikutip dari Reuters, 4 Desember 2021.

Surat kabar mengatakan 88% dari 409 menara yang dihancurkan dimiliki oleh Mytel, sebuah perusahaan yang sebagian dikendalikan oleh tentara.

Kelompok etnis bersenjata yang bersekutu dengan pemerintah bayangan Myanmar telah mengaku bertanggung jawab atas kerusakan beberapa menara BTS, tetapi mengatakan militer juga berkontribusi dengan menanam ranjau di dekat beberapa fasilitas.

Advertising
Advertising

Seorang juru bicara junta tidak menjawab telepon Reuters yang meminta komentar pada hari Jumat.

Telenor, salah satu bisnis telekomunikasi paling populer di Myanmar, mengatakan kepada Reuters bahwa sejumlah menaranya telah rusak.

"Sulit untuk memperkirakan berapa banyak pelanggan tanpa konektivitas karena sabotase, pemasangan bahan peledak atau ranjau anti-personel," kata seorang juru bicara Telenor.

Pada September, Mytel mengatakan sekitar 700.000 orang di Myanmar diperkirakan telah kehilangan akses internet karena serangan terhadap menara.

Sejak kudeta, pasukan keamanan Myanmar telah membunuh lebih dari 1.300 orang dan menangkap ribuan orang dalam upaya untuk menghancurkan perlawanan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi non-pemerintah lokal.

Junta militer Myanmar mengatakan angka-angka itu dilebih-lebihkan.

Baca juga: Junta Myanmar Makin Brutal, Tabrak Pengunjuk Rasa dengan Mobil Militer

REUTERS

Berita terkait

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

2 hari lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

3 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

55 Tahun Budi Arie, Dirikan Relawan Projo Lantas Jadi Menteri Jokowi

15 hari lalu

55 Tahun Budi Arie, Dirikan Relawan Projo Lantas Jadi Menteri Jokowi

Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Budi Arie mendirikan Projo untuk mendukung Jokowi. Kini, jadi menteri Jokowi.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya