Omicron Sudah Masuk Malaysia Sejak 19 November, Dibawa Mahasiswa WN Afrika
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 3 Desember 2021 17:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia melaporkan kasus Omicron pertama yang terdeteksi di negara ini. Menurut Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin, kasus positif pertama berasal dari pelajar warga negara Afrika Selatan yang kembali ke Malaysia.
Pasien tersebut adalah mahasiswa yang kuliah di salah satu universitas swasta di Ipoh, Perak. Ia tiba di Malaysia pada 19 November.
Dalam konferensi pers, Khairy mengatakan bahwa kasus Omicron dikonfirmasi kemarin berdasarkan sampel yang diambil dari siswa berusia 19 tahun itu. Ia telah menjalani tes reaksi rantai polimerase transkripsi balik (RT-PCR) COVID-19 setibanya di Kuala Lumpur.
Ia mengatakan mahasiswa tersebut tiba di Malaysia dari Afrika Selatan dan transit di Singapura. Ia diangkut dengan bus universitas dari KLIA ke Ipoh untuk selanjutnya menjalani karantina. Keesokan harinya, pada 20 November, dia mendapatkan hasil tesnya kembali yang menyatakan positif COVID-19.
Lima orang lainnya yang berada di bus yang sama dengan mahasiswa tersebut kemudian dikarantina. Semuanya dinyatakan negatif. Siswa itu sudah menyelesaikan karantina pada 29 November.
Menurut Khairy, delapan kontak erat dengan siswa tersebut akan menjalani tes swab RT-PCR pada hari Jumat. Siswa itu memasuki Malaysia sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Omicron sebagai variant of concern pada 26 November.
"Setelah kami mengetahui tentang Omicron, kami kembali melakukan tes genomik pada semua kasus positif dari KLIA antara 11 dan 28 November untuk melihat apakah sudah ada di sini. Begitulah cara kami mendeteksi kasus tersebut," ujar Khairy melalui Twitter.
Untuk membendung penyebaran varian Omicron, Malaysia akan memberlakukan pembatasan masuk pekerja asing dan pelajar internasional dari delapan negara Afrika berisiko tinggi infeksi Omicron mulai 1 Desember. Kedelapan negara itu adalah Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Malawi.
Khairy mengatakan dalam konferensi pers Jumat, mulai 3 Desember pelancong yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia dari negara-negara berisiko tinggi akan memakai alat pelacak selama masa karantina. “VTL (jalur perjalanan yang divaksinasi) dengan Singapura akan berlanjut untuk sementara waktu, dengan tes mandiri tambahan pada hari ketiga dan ketujuh bagi mereka yang datang dari Singapura melalui VTL,” ujarnya.
Baca: Jerman Batasi Akses Orang yang Tidak Divaksin dan Mau Wajibkan Vaksinasi
CHANNEL NEWS ASIA