Barbados Resmi Jadi Republik, Copot Ratu Elizabeth II Sebagai Kepala Negara

Reporter

Tempo.co

Rabu, 1 Desember 2021 11:10 WIB

Pangeran Charles dari Inggris menghadiri pertemuan dengan Gubernur Jenderal Barbados, Sandra Mason, saat berkunjung ke Barbados, 19 Maret 2019. Tim Rooke/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Barbados resmi mencopot Ratu Elizabeth dari Inggris sebagai kepala negara. Negeri indah di Kepulauan Karibia ini membentuk republik baru pada Selasa dengan Sandra Mason sebagai presiden pertama. Barbados memutuskan ikatan kolonial selama 400 tahun sejak kapal-kapal Inggris pertama tiba di sana.

Republik baru lahir menjelang tengah malam pada Selasa. Ratusan orang yang berjejer di Jembatan Chamberlain di ibu kota, Bridgetown menyambut dengan sorak sorai. Sebuah salut 21-senjata ditembakkan saat lagu kebangsaan Barbados dimainkan di Heroes Square yang ramai.

Pangeran Charles, pewaris takhta Inggris, berdiri dengan muram ketika standar kerajaan Ratu Elizabeth diturunkan dan negara baru Barbados diumumkan. Keputusan Barbados ini diperkirakan akan dilakukan negara bekas koloni Inggris lainnya dengan Ratu Elizabet sebagai penguasa.

"Kita, rakyat Barbaos harus memberikan republik ini spirit dan substansi. Kami harus membentuk masa depan sendiri. Kami dan lainnya adalah penjaga bangsa, kami adalah rakyat Barbados," ujar Sandra Mason.

Selain Barbados, Ratu Elizabeth II adalah penguasa di 15 kerajaan lain termasuk Inggris Raya, Australia, Kanada dan Jamaika. "Pembentukan republik ini menawarkan awal yang baru," kata Pangeran Charles.

Advertising
Advertising

Ratu Elizabeth II juga menyampaikan pesan kepada presiden baru. Ia mengucapkan selamat kepada rakyat Barbados yang memiliki tempat khusus di hatinya.

"Saya mengirimi Anda dan semua orang Barbados, harapan baik saya yang terhangat untuk kebahagiaan, kedamaian, dan kemakmuran Anda di masa depan," katanya.

Dalam perayaan tersebut, penyanyi Rihanna yang merupakan warga negara Barbados dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Pemberian gelar pahlawan nasional itu diberikan oleh Perdana Menteri Mia Mottley, pemimpin gerakan republik Barbados.

Republik Barbados terbentuk 55 tahun sejak negara ini mendeklarasikan kemerdekaan. Pulau kecil ini melepaskan hampir semua ikatan kolonial dengan Inggris sejak 1625.

Sementara Inggris menganggap perbudakan sebagai dosa masa lalu, beberapa orang Barbados meminta kompensasi dari Inggris.

Aktivis David Denny merayakan pembentukan republik tetapi ia menentang kunjungan Pangeran Charles. Ia mencatat keluarga kerajaan selama berabad-abad diuntungkan dari perdagangan budak.

"Gerakan kami juga ingin keluarga kerajaan membayar ganti rugi," kata Denny dalam sebuah wawancara di Bridgetown.

Kerajaan Inggris pada awalnya menggunakan rakyat Barbados untuk bekerja keras di perkebunan tembakau, kapas, nila dan gula. Selama beberapa dekade, rakyat Barbados menjadi budak pertama yang benar-benar menguntungkan Inggris.

Baca: Barbados Akhirnya Punya Presiden Sendiri setelah 55 Tahun Merdeka

REUTERS

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

3 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

5 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya