Australia Tunda Buka Pintu Masuk untuk WN Asing Gara-gara Omicron
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 30 November 2021 11:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Australia menyatakan akan menunda pembukaan kembali perbatasan internasionalnya selama dua pekan ke depan. Keputusan ini diambil setelah ditemukan kasus Corona varian Omicron.
Perdana Menteri Scott Morrison mengadakan pertemuan komite keamanan nasional. Penundaan dilakukan berdasarkan saran dari kepala petugas kesehatan Australia, setelah terdeteksi kasus pertama varian baru pada hari Minggu.
Semula Australia akan membuka kembali perbatasannya untuk pemegang visa asing pada 1 Desember. Pembukaan perbatasan merupakan langkah terbaru untuk memulai kembali perjalanan internasional. Sejak Mei 2020, Australia telah menutup perbatasan dan hanya mengizinkan sejumlah warga negara serta penduduk tetap untuk masuk.
Selama dua pekan ke depan, menurut Morrison, Australia membutuhkan waktu untuk memahami varian Omicron. "Termasuk kemanjuran vaksin, kisaran penyakit, juga bila varian tersebut menghasilkan gejala yang lebih ringan dan tingkat penularan," kata Morrison.
Penundaan ini memukul ekonomi Australia senilai A$ 2 triliun. Pengusaha telah meminta pemerintah mengizinkan kembali pelajar dan imigran terampik untuk kembali ke Australia guna mengatasi kekurangan tenaga kerja. Kembalinya mahasiswa asing bernilai sekitar A$ 35 miliar per tahun bagi perekonomian Australia.
Saat ini, lima kasus varian Omicron dideteksi di Australia. Sebagian besar kasus terdeteksi di negara bagian terpadat di Australia, New South Wales. Seorang penumpang lain dari Afrika Selatan di Northern Territory juga dinyatakan positif.
Para pejabat pada hari Minggu memerintahkan karantina 14 hari bagi warga yang kembali dari sembilan negara Afrika. Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt menyatakan Australia sedang mempertimbangkan suntikan penguat atau booster Covid-19 karena varian Omicron.
Saat ini sekitar 87 persen penduduk Australia berusia di atas 16 tahun telah divaksinasi lengkap, di atas angka vaksinasi di Amerika Serikat, Inggris, dan sebagian besar Eropa Barat.
Baca: Sri Mulyani Sebut Ketidakpastian Pandemi Covid-19 Masih Sangat Besar
REUTERS