Biden Sebut Tak Perlu Panik Hadapi Virus Corona Varian Omicron

Reporter

Tempo.co

Selasa, 30 November 2021 09:21 WIB

Orang-orang berdandan menyerupai virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19, dalam Parade Halloween NYC yang digelar kembali di jalanan untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 di New York City, New York, AS, 31 Oktober 2021. REUTERS/Eduardo Munoz

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan varian Omicron yang merupakan varian baru virus Corona tak harus disikapi degan kepanikan. Amerika Serikat, ujarnya, sedang membuat rencana darurat dengan perusahaan farmasi jika diperlukan vaksin baru untuk varian Omicron ini.

Menurut Biden, Amerika Serikat tidak akan kembali menerapkan lockdown atau penguncian guna menghentikan penyebaran varian Omicron. Dia juga mendesak orang-orang untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, mendapatkan booster dan memakai masker.

"Varian ini menimbulkan kekhawatiran, tapi bukan penyebab kepanikan," kata Biden dalam sambutannya di Gedung Putih, Senin. "Kami akan bertarung dan mengalahkan varian baru ini," katanya.

Varian Omicron telah mendorong negara-negara di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat untuk membatasi perjalanan dari Afrika selatan, tempat virus itu pertama kali terdeteksi. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa varian ini menyebabkan risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi. Namun belum ada kematian akibat varian baru tersebut.

Joe Biden menyatakan tidak dapat dihindari jika kasus Omicron akan muncul di Amerika Serikat. Namun juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan varian itu tidak semestinya menyebabkan orang Amerika Serikat mengubah rencana perjalanan liburan selama mereka telah divaksinasi dan memakai masker.

Advertising
Advertising

Vaksin, menurut Biden tetap mampu melindungi terhadap penyakit parah. “Jika tidak, semoga tidak, bahwa vaksinasi atau booster yang diperbarui diperlukan untuk menanggapi varian baru ini, kami akan mempercepat pengembangan dan penerapannya dengan alat yang tersedia,” katanya.

AS merekomendasikan suntikan booster untuk semua orang dewasa. Namun diperkirakan sebanyak 47 juta orang dewasa AS belum divaksinasi, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Seperti sejumlah negara lain, AS juga melarang perjalanan ke Afrika Selatan dan tujuh negara di Afrika lainnya. Pembatasan perjalanan berlaku selama beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran atas Omicron.

“Inti dari pembatasan (perjalanan) adalah memberi kami waktu untuk membuat orang divaksinasi,” kata Biden.

Baca: Khawatir Varian Omicorn, WHO Minta Negara-negara Tingkatkan Pengawasan

REUTERS | AL JAZEERA

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

4 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

4 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

4 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

5 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

7 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

8 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya