Kerusuhan di Kepulauan Solomon, 3 Mayat Ditemukan di Chinatown

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 27 November 2021 19:22 WIB

Warga menyaksikan benda-benda yang hancur setelah berhari-hari kerusuhan di Honiara, Kepulauan Solomon 26 November 2021. REUTERS/Elizabeth Osifelo

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Kepulauan Solomon menemukan tiga mayat di sebuah gedung yang terbakar akibat kerusuhan yang melanda di wilayah Chinatown, ibukota Honiara, demikian dikabarkan media Australia, Sabtu, 27 November 2021.

Polisi menangkap lebih dari seratus orang yang terlibat kerusuhan di ibukota Pasifik Selatan dalam beberapa hari terakhir.

Mayat hangus ditemukan di sebuah toko di distrik Chinatown pada Jumat malam, kata radio nasional Australia ABC, mengutip laporan dari seorang penjaga keamanan.

Banyak pengunjuk rasa berasal dari provinsi terpadat Malaita, di mana ada kebencian terhadap pemerintah dan penentangan terhadap keputusan 2019 untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan dan membangun hubungan formal dengan Cina.

Tim forensik telah meluncurkan penyelidikan dan masih berada di tempat kejadian, tetapi penyebab kematian tidak jelas, kata polisi dikutip ABC.

Advertising
Advertising

Bangunan di lingkungan Chinatown dijarah dan dibakar selama kerusuhan di ibu kota.

Lebih dari seratus orang ditangkap karena kerusuhan dan penjarahan terkait dengan protes saat ini, Angkatan Kepolisian Kepulauan Solomon mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.

Polisi setempat telah didukung oleh kedatangan pasukan dari Papua Nugini dan Australia.

Sekitar 50 petugas dari Royal Papua Nugini Constabulary tiba di Honiara pada Jumat, sehari setelah Australia mengirim pasukannya ke ibukota itu. Pengiriman ini atas permintaan dari pemerintah Kepulauan Solomon.

“Australia dan Papua Nugini prihatin dengan kekerasan yang terjadi di Honiara dan bersama-sama menekankan pentingnya menyelesaikan ketegangan secara damai,” kata Menlu Papua Nugini Soroi Eoe, dan Menlu Australia Marise Payne dalam pernyataan bersama pada Sabtu.

"Kami bertujuan untuk membantu memulihkan ketenangan dan memungkinkan proses konstitusional yang normal untuk beroperasi," kata mereka.

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

3 jam lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

4 jam lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

8 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

11 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

17 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

20 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya