Junta Myanmar Murka, Pemerintah Bayangan Kumpulkan Dana Obligasi Jutaan Dolar

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 27 November 2021 09:30 WIB

Sejumlah wanita membawa pot berisi bunga padauk saat menggelar aksi memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 13 April 2021. Padauk merupakan bunga nasional Myanmar. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar mengancam akan menangkap warga yang berinvestasi dalam obligasi yang ditawarkan oleh pemerintah bayangan. Pembeli akan dihukum penjara karena keterlibatan mereka dalam apa yang disebut pendanaan "teroris".

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), aliansi kelompok pro-demokrasi, tentara etnis minoritas dan sisa-sisa pemerintah sipil yang digulingkan oleh militer, mengatakan minggu ini telah mengumpulkan 9,5 juta dolar AS (sekitar Rp136,8 miliar) dalam 24 jam pertama dari penjualan obligasi revolusi itu.

NUG mengatakan hasil dari obligasi tanpa bunga akan mendanai "revolusi" melawan militer sebagai tanggapan atas kudeta 1 Februari 2021 dan penindasan berdarah terhadap protes. Tidak disebutkan bagaimana dana itu akan digunakan.

Zaw Min Tun, juru bicara junta, mengatakan NUG telah dilarang karena dianggap "organisasi teroris", sehingga mereka yang menyediakan dana menghadapi tuntutan serius.

"Tindakan dapat diambil di bawah tuduhan terorisme dengan hukuman berat bagi mereka yang mendanai kelompok teroris," katanya pada konferensi pers yang disiarkan televisi, Jumat, 26 November 2021.

Advertising
Advertising

"Jika Anda membeli obligasi uang, itu termasuk dalam (ketentuan) itu."

Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak kudeta, yang menyebabkan pemogokan dan protes dan tindakan keras militer terhadap para aktivis. Hal ini juga menyebabkan pembentukan pasukan milisi yang bersekutu dengan NUG, beberapa didukung oleh kelompok etnis bersenjata.

Lebih dari 1.200 warga sipil tewas dalam protes dan ribuan ditahan sejak kudeta, menurut aktivis yang dikutip oleh PBB.

Tekanan internasional terhadap junta sangat kuat.

Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara ASEAN memblokir pemimpin junta Min Aung Hlaing dari pertemuan puncak bulan lalu karena kegagalannya menghentikan permusuhan, melarang akses kemanusiaan dan memulai dialog, sebagaimana disepakati dengan kelompok itu.

Presiden AS Joe Biden, yang berpidato di KTT, juga menegur rezim tersebut.

Obligasi tersebut mulai dijual pada hari Senin untuk sebagian besar warga negara Myanmar di luar negeri dalam denominasi $100, $500, $1.000 dan $5.000, dengan tenor dua tahun.

NUG tidak mengungkapkan berapa banyak pembeli yang ambil bagian dalam penjualan, yang mengharuskan peserta untuk mentransfer dana ke sebuah akun di Republik Ceko.

Seorang warga negara Myanmar berusia 27 tahun, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan dia menginvestasikan 500 dolar AS dalam obligasi tersebut.

"Kami tidak mengharapkan uang kembali setelah dua tahun. Kami membelinya karena kami ingin berkontribusi pada revolusi," katanya kepada Reuters.

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

3 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

3 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

7 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

8 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

9 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

15 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

15 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya