Menengok Pengolahan Limbah di Korea Selatan yang Berkesinambungan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 21 November 2021 16:00 WIB

Ilustrasi tempat sampah. Foto: easy2buyusa

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan berusaha membuat manajemen pengolahan sampah di negara itu berkesinambungan. Di sektor lingkungan, hal yang bersifat berkesinambungan sangat penting sehingga masyarakat pun di dorong melakukan hal-hal yang sifatnya berkesinambungan dalam hal pengolahan limbah.

Rhee Seung-whee, profesor dari Departemen Teknik Lingkungan Universitas Kyonggi, mengatakan Korea Selatan adalah negara dengan sumber daya alam dan sumber energi yang sangat terbatas. Hampir 95 persen Negeri Gingseng itu impor bahan mentah dan energi.

Walhasil, total cost import Korea Selatan hampir USD500 miliar (Rp713 triliun) per tahun. Sebagian besar atau hampir 65 persen bahan bakar di Korea Selatan bergantung pada energi fosil per 2019.

Advertising
Advertising

Saat yang sama, sektor industri di Korea Selatan juga berkembang pesat. Dengan begitu, jumlah sampah atau limbah di negara itu jadi meningkat.

“Situasi ini lalu menjadi motivasi mengapa kita tidak mendaur ulang energi untuk sosial-ekonomi. Bukan hanya itu, jumlah sampah secara umum di Korea Selatan juga naik, dari 346 ribu ton pada 2007 menjadi 497 ribu ton pada 2018,” kata Rhee, dalam workshop keempat Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea hasil kerja sama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan Korea Foundation, 14 Oktober 2021.

Pada 2018, Korea Selatan mempromosikan penggunaan energi daur ulang. Lewat promosi ini, masyarakat dan para pelaku usaha di dorong agar menciptakan dan menggunakan produk-produk daur ulang yang sifatnya berkesinambungan. Pola yang diterapkan pun sederhana, yakni produksi, penggunaan dan daur ulang (recycle).

Contohnya, dengan menciptakan green jobs dan meningkatkan SDA yang efektif dan efisien. Contoh lain dalam pemanfaatan produk daur ulang di Korea Selatan adalah urban planning agar bisa mengurangi konsumsi dan memperpanjang usia gedung-gedung dengan pemilihan bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan.

Sedangkan di bidang iklim, tindakan yang diambil diantaranya mengurangi emisi GHG (green house gas) dengan cara mencegah timbulnya sampah. Menciptakan energi yang bersih juga sangat terkait dengan climate action.

Untuk mendorong kesuksesan pengolahan limbah di Korea Selatan, lembaga publik seperti universitas diminta untuk membeli green products setidaknya 10 persen dari anggaran belanja mereka per tahun.

“Sebab teori sederhananya, ketika Anda diminta untuk menciptakan barang-barang daur ulang, maka harus ada yang mau membelinya, kan? Menciptakan produk daur ulang itu tidak mudah karena ada proses tambahan. Maka diterbitkan kewajiban membeli produk daur ulang 10 persen dari anggaran lembaga publik, ini sekarang sudah diatur dalam undang-undang,” kata Rhee.

Bicara soal undang-undang, pengolahan limbah sebenarnya sudah diatur sejak 1986. Hanya saja, ketika itu baru ada satu undang-undang, yakni penambahan kata recycle.

Pada 1992, lahir lagi undang-undang lain, yang mempromosikan sikap hemat energi dan daur ulang sumber-sumber energi, dimana warga Korea Selatan juga mulai diminta untuk memilah sampah. Undang-undang soal pengolahan limbah di Korea Selatan beranak-pinak sampai terakhir pada 2020

Hal lain yang diatur oleh Korea Selatan adalah klasifikasi limbah (sampah), yang dibagi dua yakni sampah rumah tangga dan limbah industri. Pengolahan sampah rumah tangga menjadi tanggung jawab otoritas daerah. Sedangkan sampah industri menjadi tanggung jawab si manufaktur tersebut.

Sama seperti negara lain, Korea Selatan juga menerapkan 3R dalam manajemen pengolahan limbah. Yakni reduce, reuse dan recycle.

Dalam hal reduce, Pemerintah Korea Selatan melarang penggunaan barang sekali pakai. Contohnya disposable cups, kotak makan, tas belanja, melarang overpackaging pada produk makanan, minuman dan kosmetik.

Untuk reuse, Korea Selatan membuat sistem deposit untuk kaleng minuman, yang bisa dibersihkan dengan mesin dan digunakan lagi.

Adapun untuk recyle, Korea Selatan mendukung industri daur ulang di negara itu dengan cara membantu mempromosikan penggunaan bahan-bahan daur ulang ke masyarakat. Bukan hanya itu, masyarakat harus bayar ke pemerintah saat mereka membuang lebih banyak barang yang sudah tidak dipakai. Contohnya membuang kulkas rusak, mesin cuci, TV hingga rongsokan kendaraan.

Baca juga: Buang Limbah Sembarangan, Perusahaan Air di Inggris Siap-siap Kena Sanksi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Taeyong dkk Gelar Konser di GBK, Ini Profil Lengkap 23 Personel NCT

1 hari lalu

Taeyong dkk Gelar Konser di GBK, Ini Profil Lengkap 23 Personel NCT

Profil lengkap 23 member NCT antara lain Taeyong, Jaemin, hingga Jisung yang gelar konser di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

2 hari lalu

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

Salah satu lagu Frank Sinatra menjadi soundtrack atau OST serial populer asal Korea Selatan, Squid Game. Ini lagu top lainnya.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

3 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

4 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

5 hari lalu

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

Anggota Majelis Nasional Korea Selatan Kim Gi-Hyeon menilai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok revolusioner

Baca Selengkapnya

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

6 hari lalu

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee

Baca Selengkapnya

Siasat Anyar Membungkam Kebebasan Pers

6 hari lalu

Siasat Anyar Membungkam Kebebasan Pers

Apa alasan munculnya dua pasal dalam Rancangan Undang-Undang atau RUU Penyiaran yang dinilai bisa membungkam kebebasan pers?

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

6 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

Pemprov DKI Jakarta meluncurkan strategi baru untuk mengelola sampah, yakni RDF Plant, yang mengubah sampah menjadi energi.

Baca Selengkapnya