Cerita Warga Jerman Bawa Palu Congkel Tembok Berlin pada 32 Tahun Lalu

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 9 November 2021 21:37 WIB

Seorang pria memalu bagian Tembok Berlin dekat Gerbang Brandenburg setelah pembukaan perbatasan Jerman Timur diumumkan, 9 November 1989. [REUTERS / File]

TEMPO.CO, Jakarta -Tepat 32 tahun yang lalu, pada 9 November 1989 Tembok Berlin mulai dihancurkan warga Jerman Timur.

Mulai di hari itu, orang-orang membawa palu godam dan alat penghancur lainnya untuk menghancurkan beberapa bagian di Tembok Berlin ini.

Sejak usai Perang Dunia II, Jerman terbelah menjadi dua bagian. Hal ini karena Uni Soviet menolak usulan rekonstruksi Jerman pasca perang. Karena hal itulah wilayah Jerman Timur dikuasai Soviet dan wilayah Jerman Barat dikuasai Barat. Berlin, sebagai ibu kota Jerman pun ikut terbelah.

Perseteruan ini mengakibatkan Jerman Timur membangun sebuah tembok yang dinamai Tembok Berlin sebagai pembatas antara kedua wilayah ini. Tembok ini bertujuan untuk mencegah masyarakat Jerman Timur masuk ke wilayah Jerman Barat.

Mengutip dari laman DW, tembok ini mulai hancur ketika Schabowski, juru bicara Politbiro Republik Jerman Timur dari Sozialistische Einheitspartei Deutschlands (SED) menyampaikan pidato untuk mengklarifikasi hasil perundingan terkait peraturan perjalanan emigrasi di Jerman Timur.

Dalam pidatonya, Schabowski menyatakan Republik Jerman Timur membolehkan warga negaranya untuk pergi dan masuk ke Jerman Timur melalui pos-pos tertentu, termasuk antara Berlin Timur dan Berlin Barat.

Advertising
Advertising

Untuk melawati perbatasan, persyaratan dan pengecekan pun tidak diperlukan lagi.

Orang yang bepergian tidak akan kehilangan kewarganegaraan Jerman Timurnya ketika menyeberang ke Jerman Barat dan ingin kembali lagi. Hal ini membuat ribuan orang berlarian ke perbatasan di jantung kota Berlin, yang baru akan dibuka beberapa jam kemudian.

Kurang dari setahun setelah kejadian ini, yaitu pada 3 Oktober 1990, negara yang sebelumnya terbagi menjadi Timur dan Barat akhirnya kembali bersatu menjadi Jerman. Peristiwa bersejarah ini terjadi atas persetujuan pemenang Perang Dunia II, yaitu Sekutu Barat - AS, Inggris dan Perancis, dan Uni Soviet.

WINDA OKTAVIA
Baca: Symphony No. 9 Beethoven: Pengiring Jatuhnya Tembok Berlin dan Demo Tiananmen

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

13 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

2 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

7 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

11 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

11 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya