Indonesia dan 100 Negara Sepakat Hentikan Deforestasi di KTT COP26

Reporter

Tempo.co

Rabu, 3 November 2021 09:20 WIB

Jalur trekking hutan gambut Taman Nasional Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. TEMPO/Chitra Paramaesti.

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 negara termasuk Indonesia setuju menghentikan deforestasi dan mengurangi emisi gas rumah kaca metana hingga akhir 2030, untuk membantu memperlambat perubahan iklim. Perjanjian tersebut diteken pada puncak pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT COP26 yang membahas tentang perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia.

Sementara itu negara-negara kaya akan memberikan bantuan keuangan yang telah lama dijanjikan untuk negara-negara berkembang yang terkena dampak paling parah pemanasan global.

KTT COP 26 bertujuan mempertahankan penurunan suhu bumi pada 1,5 derajat Celcius (2,7 Fahrenheit) di atas tingkat pra-industri, untuk mencegah kerusakan yang lebih besar oleh gas rumah kaca. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjadi tuan rumah acara tersebut menyambut baik langkah-langkah terbaru meski harus berhati-hati.

"Kita harus berhati-hati untuk menjaga dari harapan palsu, dan tidak berpikir bahwa pekerjaan itu telah selesai. Jalan masih sangat panjang," katanya dalam konferensi pers.

Lebih dari 100 negara bergabung dalam KTT COP 26 yang dipimpin AS dan Uni Eropa, untuk mengurangi emisi metana 30 persen pada tahun 2030 dari tingkat tahun 2020. Pengurangan gas metana ini berpotensi membendung pemanasan berlebih di planet ini.

Advertising
Advertising

Deforestasi dan pengurangan gas metana akan didukung dana sebesar US$ 19 miliar dari publik dan swasta. Selain Indonesia, janji tersebut didukung oleh Republik Demokratik Kongo dan Brasil yang menyumbang 85 persen dari hutan di dunia.

"Kita akan mengakhiri sejarah panjang umat manusia sebagai penakluk alam. Sebagai gantinya manusia sebagai penjaga alam," kata pemimpin Inggris Boris Johnson.

Presiden Joe Biden mengatakan AS akan membantu dunia mewujudkan tujuan bersama menghentikan penggundulan hutan. AS juga akan memulihkan 200 juta hektar tambahan hutan dan ekosistem lainnya di 2030.

Dalam kesempatan itu, Joe Biden menegur Presiden China Xi Jinping yang tak datang di acara KTT COP26. "Ini adalah kesalahan besar bagi China karena tidak muncul," kata Biden pada konferensi pers.

"Seluruh dunia akan melihat ke China dan mengatakan nilai tambah apa yang diberikan? Mereka kehilangan kemampuan mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia dan semua orang di sini. Cara yang sama saya akan berdebat dengan Rusia."

Baca: Jokowi Jadi Pembicara dalam World Leaders Summit on Forest and Land Use

REUTERS

Berita terkait

Modus Penyelewengan Dana BOS

1 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

6 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

10 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

36 hari lalu

Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

Yayasan Pusaka mengidentifikasi deforestasi di Papua Januari-Februari 2024 seluas 765,71 Ha meski Indonesia mendapatkan dana dari komunitas global.

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

36 hari lalu

Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

38 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

39 hari lalu

Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

42 hari lalu

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

Minyak makan merah lebih murah dan bernutrisi. Pabrik pertama telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Deli Serdang, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya