Para Pemimpin G20 Belum Berkomitmen Konkret Batasi Pemanasan Global

Reporter

Tempo.co

Senin, 1 November 2021 08:00 WIB

Demonstran berunjuk rasa saat KTT G20 di Roma, Italia, 30 Oktober 2021. REUTERS/Yara Nardi

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin kelompok ekonomi G20 ekonomi menyepakati pernyataan akhir pada Ahad yang mendesak tindakan berarti untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius tetapi menawarkan sedikit komitmen konkret.

Hasil negosiasi yang alot selama berhari-hari di antara para diplomat menyisakan pekerjaan besar yang harus dilakukan pada konferensi iklim PBB COP26 di Skotlandia, di mana sebagian besar pemimpin G20 akan terbang langsung dari Roma.

Blok G20, yang mencakup Brasil, Cina, India, Jerman, dan Amerika Serikat, menyumbang sekitar 80% dari emisi gas rumah kaca global.

Dokumen terakhir mengatakan rencana nasional saat ini tentang bagaimana mengekang emisi harus diperkuat jika perlu dan tidak membuat referensi khusus untuk 2050 sebagai tanggal untuk mencapai emisi karbon nol bersih.

"Kami menyadari bahwa dampak perubahan iklim pada 1,5 derajat Celsius jauh lebih rendah daripada pada 2 derajat Celsius. Menjaga 1,5 Ceslsius dalam jangkauan akan membutuhkan tindakan dan komitmen yang bermakna dan efektif dari semua negara," kata komunike KTT G20, dikutip dari Reuters, 31 Oktober 2021.

Advertising
Advertising

Ambang 1,5 derajat Celsius adalah apa yang menurut para ahli PBB harus dipenuhi untuk menghindari percepatan dramatis peristiwa iklim ekstrem seperti kekeringan, badai dan banjir, dan untuk mencapainya mereka merekomendasikan bahwa emisi nol bersih harus dicapai pada tahun 2050.

Para pemimpin mengakui relevansi utama untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada pertengahan abad ini.

Para pemimpin G20 melempar koin ke Air Mancur Trevi yang menjadi ikon Roma di sela-sela KTT G20 di Roma, Italia, Ahad, 31 Oktober 2021. REUTERS/Guglielmo Mangiapane

Cina, penghasil emisi karbon terbesar di dunia, telah menetapkan target tanggal 2060, dan negara pencemar besar lainnya seperti India dan Rusia juga belum berkomitmen pada tanggal target 2050.

Pakar PBB mengatakan, bahkan jika rencana nasional saat ini sepenuhnya dilaksanakan, dunia sedang menuju pemanasan global sebesar 2,7 derajat, dengan percepatan bencana seperti kekeringan, badai dan banjir.

Rancangan tersebut mencakup janji untuk menghentikan pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri pada akhir tahun ini, tetapi tidak menetapkan tanggal untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara, atau berjanji untuk melakukannya sesegera mungkin.

Mereka juga tidak menetapkan tanggal untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil, dengan hanya mengatakan mereka akan berusaha untuk melakukannya dalam jangka menengah.

Pada metana, yang memiliki dampak yang lebih kuat tetapi kurang tahan lama daripada karbon dioksida pada pemanasan global, mereka mengecilkan komitmennya dari draf sebelumnya.

Baca juga: Airlangga Sebut Australia hingga Prancis Dukung Presidensi G20 Indonesia

REUTERS

Berita terkait

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

8 jam lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

1 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

3 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

5 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

7 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

9 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

10 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

10 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

10 hari lalu

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.

Baca Selengkapnya