10 Dubes Nyatakan Tak Campuri Urusan Internal Turki, Erdogan Melunak?

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 25 Oktober 2021 22:40 WIB

Selain SBY, Presiden Turki Reccep Erdogan juga muncul di film tersebut. Kemunculan SBY membuat netizen heboh di media sosial. YouTube

TEMPO.CO, Jakarta - Kemarahan Presiden Turki Tayyip Erdogan tampaknya mereda terhadap 10 duta besar Barat, yang dianggapnya ikut campur urusan dalam negeri, setelah mereka menyatakan mematuhi konvensi diplomatik untuk tidak ikut campur dalam urusan internal negara tuan rumah.

Pernyataan itu dibuat hampir bersamaan di Twitter ketika Erdogan memasuki rapat kabinet untuk membahas pengusiran duta besar dari 10 kedutaan, sebuah langkah yang akan membuka keretakan diplomatik terdalam Turki dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaannya.

"Amerika Serikat mencatat bahwa mereka mempertahankan kepatuhan terhadap Pasal 41 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik," kata Kedutaan Besar AS di Twitter.

Kanada, Belanda, dan Selandia Baru masing-masing mengirim pesan serupa, sementara Norwegia, Swedia, Denmark, dan Finlandia men-tweet ulang pesan AS. Tidak ada pernyataan yang jelas dari kedutaan Jerman atau Prancis di Twitter.

Kantor berita Anadolu yang dikelola negara, mengutip sumber-sumber di kepresidenan, melaporkan bahwa Erdogan telah "menyambut baik" pernyataan tersebut. Anadolu dan penyiar TRT menggambarkan pernyataan itu sebagai "langkah mundur" kedutaan.

Advertising
Advertising

Kabar itu membuat lira Turki menguat setelah mencapai titik terendah sepanjang masa di 9,85 terhadap dolar AS, dan berada di 9,61 pada 1343 GMT. Ini telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya tahun ini.

Erdogan akhir pekan lalu mengatakan, bahwa dia telah memerintahkan 10 dubes untuk dinyatakan sebagai "persona non grata" karena menuntut pembebasan Osman Kavala, seorang dermawan yang ditahan selama empat tahun atas tuduhan mendanai protes dan keterlibatan dalam upaya kudeta.

Perintah itu belum dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri tetapi dapat disetujui secara resmi pada rapat kabinet hari Senin ini, 25 Oktober 2021.

Sepuluh duta besar mewakili sekutu NATO, mitra dagang dan anggota Uni Eropa. Turki ingin bergabung dengan blok ini, meskipun ada perbedaan yang melebar dalam beberapa tahun terakhir.

Ketegangan diplomatik telah menambah kekhawatiran investor tentang ekonomi Turki setelah bank sentral, di bawah tekanan Erdogan untuk mendukung pertumbuhan, secara tak terduga memangkas suku bunga sebesar 200 poin pekan lalu meskipun inflasi naik hampir 20%.

Meski pengusiran 10 duta besar sudah disiarkan media secara luas, namun pernyataan resmi ke negara masing-masing belum dikirimkan.

Berita terkait

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

12 menit lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

34 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

3 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

3 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya