Orangtua di Afghanistan Jual Anak Agar Bisa Makan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 19 Oktober 2021 10:36 WIB

Sejumlah anak perempuan pengungsi Afghanistan saat mengikuti acara Hari Keadilan Sosial Dunia, di sebuah sekolah darurat, Islamabad, Pakistan (16/2). Menurut situs PBB, kesempatan bertujuan untuk mendukung upaya "pengentasan kemiskinan, promosi kesempatan kerja penuh dan pekerjaan yang layak, kesetaraan gender dan akses ke kesejahteraan sosial dan keadilan bagi semua." AP/Muhammed Muheisen

TEMPO.CO, Jakarta - Kemiskinan membuat sejumlah orangtua di Afghanistan gelap mata. Beberapa terpaksa menjual anaknya agar bisa bertahan hidup.

Dilansir dari Wall Street Journal, seorang pembersih rumah di Afghanistan barat bernama Saleha, menjual putrinya yang berusia 3 tahun kepada seorang pria. Saleha tak mampu membayar utangnya kepada pria itu sebesar US$ 550. Saleha, 40, menerima upah 70 sen sehari sedangkan suaminya tidak bekerja.

"Jika hidup terus mengerikan seperti ini, saya akan membunuh anak-anak dan saya sendiri," kata Saleha. "Aku bahkan tidak tahu apa yang akan kami makan malam ini."

Khalid Ahmad, pemberi pinjaman, mengatakan bahwa dia harus menerima gadis berusia 3 tahun itu untuk melunasi utangnya. "Saya juga tidak punya uang. Mereka belum membayar saya kembali," katanya. "Jadi tidak ada pilihan selain mengambil putrinya."

Bulan lalu, Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB mengingatkan bahwa Afghanistan menuju kemiskinan yang parah menyusul berkuasanya kembali Taliban di negara tersebut. Dalam setahun tingkat kemiskinan di Afghanistan akan mencapai 97 persen atau 98 persen, menurut Kanni Wignaraja, Direktur UNDP Asia-Pasifik.

Advertising
Advertising

Taliban kembali menguasai Afghanistan setelah Presiden Joe Biden menarik pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut. Taliban kemudian mengganti nama negara menjadi Imarah Islam Afghanistan dan menerapkan hukum Islam.

Menurut Wignaraja, sebelum Taliban berkuasa dalam dua dekade terakhir, kondisi ekonomi Afghanistan membaik. Namun kini runtuh dalam sekejap.

Amerika Serikat berupaya membatasi sumber daya Taliban dengan membekukan hampir US$ 10 miliar cadangan di bank sentral negara. Langkah itu telah dikritik sebagai salah arah.

Baca: Taliban Janjikan Murid dan Guru Perempuan Segera Bisa Kembali ke Sekolah

BUSINESS INSIDER

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

5 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

9 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

13 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

15 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

30 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

30 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

41 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya