Penasihat FDA Rekomendasikan Vaksin Johnson sebagai Booster

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 16 Oktober 2021 13:51 WIB

Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Badan Makanan dan Obat-obatan AS FDA dengan suara bulat merekomendasikan badan mengizinkan suntikan kedua vaksin Covid-19 Johnson & Johnson sebagai booster untuk semua penerima inokulasi satu dosis.

Badan tersebut juga mempertimbangkan untuk menurunkan usia yang direkomendasikan untuk suntikan booster vaksin Pfizer/BioNTech kepada kelompok usia 40 tahun, kata pejabat FDA Dr. Peter Marks seperti dikutip Reuters, Sabtu, 16 Oktober 2021.

Komite Penasihat Produk Biologi dan Vaksin FDA mendukung suntikan untuk semua penerima vansin J&J berusia 18 tahun ke atas setidaknya dua bulan setelah dosis pertama mereka.

FDA tidak terikat untuk mengikuti rekomendasi, tetapi biasanya melakukannya.

Setelah mendengar presentasi dari ilmuwan J&J dan FDA, banyak anggota panel penasihat bertanya apakah vaksin dosis tunggal J&J harus benar-benar dianggap sebagai suntikan dua dosis untuk semua orang.

Advertising
Advertising

Mereka menunjuk pada tingkat antibodi penetralisir virus yang lebih rendah dibandingkan dengan vaksin yang menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA) dari Moderna Inc (MRNA.O) dan Pfizer/BioNTech.

"Ada kebutuhan di masyarakat. Apa yang kami lihat adalah kemanjuran yang lebih rendah daripada vaksin mRNA, jadi ada beberapa urgensi untuk melakukan sesuatu," kata Dr. Arnold Monto, seorang ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Michigan yang memimpin pertemuan tersebut.

FDA mengizinkan booster vaksin Pfizer/BioNTech bulan lalu untuk orang Amerika berusia 65 tahun ke atas dan mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit parah atau terpapar virus di tempat kerja.

Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, mengatakan data dari Israel, di mana suntikan booster Pfizer telah diberikan secara luas, menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin berkurang dan membuat alasan kuat untuk menurunkan usia penerima suntikan penguat menjadi 40 tahun.

Kekhawatiran tentang kasus peradangan jantung yang jarang terjadi pada pria muda yang menerima vaksin Pfizer/BioNTech juga menjadikan 40 tahun titik batas yang baik untuk suntikan tambahan, kata Marks.

____________________________________________________________

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

8 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Konsumsi Yoghurt Diklaim Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Simak Penjelasan dari FDA

56 hari lalu

Konsumsi Yoghurt Diklaim Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Simak Penjelasan dari FDA

Klaim bahwa yoghurt dapat menurunkan risiko penyakit Diabetes Tipe 2 itu sesuai dengan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Baca Selengkapnya

Chip Pertama Neuralink di Otak Manusia, Elon Musk: Ada Spikes yang Menjanjikan

30 Januari 2024

Chip Pertama Neuralink di Otak Manusia, Elon Musk: Ada Spikes yang Menjanjikan

Neuralink, startup teknologi saraf milik Elon Musk, sukses melakukan operasi implan chip pertamanya ke otak manusia.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Teknologi Medis yang Gugat Apple Watch 9 Luncurkan Smartwatch Sendiri

22 Januari 2024

Perusahaan Teknologi Medis yang Gugat Apple Watch 9 Luncurkan Smartwatch Sendiri

Smartwatch ini diluncurkan Masimo setelah menggugat Apple untuk paten pada teknologi di Apple Watch 9 dan Ultra.

Baca Selengkapnya

Berbagai Varian Covid-19 Muncul di Banyak Negara, Kemenkes Imbau Segera Vaksinasi Booster

11 Desember 2023

Berbagai Varian Covid-19 Muncul di Banyak Negara, Kemenkes Imbau Segera Vaksinasi Booster

Kasus Covid-19 dilaporkan kembali meningkat di sejumlah negara di Asean.

Baca Selengkapnya

FDA Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia

12 November 2023

FDA Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia

Vaksin chikungunya baru, yang disebut Ixchiq, disetujui untuk digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas.

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Efek Samping Daun Kratom

27 Oktober 2023

Ketahui Manfaat dan Efek Samping Daun Kratom

Daun kratom dikenal sebagai obat herbal. Berikut manfaat dan efek sampingya.

Baca Selengkapnya

Novo Klaim Obat Diabetes Bisa untuk Penderita Obesitas Turunkan 15 Persen Berat badan

26 Juni 2023

Novo Klaim Obat Diabetes Bisa untuk Penderita Obesitas Turunkan 15 Persen Berat badan

Novo Nordisk mengumumkan, hasil uji coba tahap akhir menemukan bahwa versi oral dosis tinggi obat bisa membantu orang dewasa yang mengalami obesitas

Baca Selengkapnya

Elon Musk akan Cangkok Chip di Otak Manusia Tahun Ini, Siapa Objek Pertamanya?

23 Juni 2023

Elon Musk akan Cangkok Chip di Otak Manusia Tahun Ini, Siapa Objek Pertamanya?

Elon Musk segera melakukan uji coba penanaman chip Neuralink pada otak manusia untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Terbitkan Aturan Perjalanan, Masyarakat Tetap Dianjurkan Vaksin Booster

12 Juni 2023

Kemenhub Terbitkan Aturan Perjalanan, Masyarakat Tetap Dianjurkan Vaksin Booster

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang protokol kesehatan pelaku perjalanan untuk dalam negeri dan luar negeri di masa transisi endemi Covid-19.

Baca Selengkapnya