47 Tahun Kematian Oskar Schindler, Penyelamat Ribuan Yahudi

Kamis, 14 Oktober 2021 13:04 WIB

Oskar Schindler. Wikipedia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Empat puluh tujuh tahun yang lalu, tepatnya 9 Oktober 1974, pengusaha dan anggota Partai Nazi, Oskar Schindler, meninggal dunia. Kematiannya membawa duka bagi ribuan Yahudi yang berhasil ia selamatkan dari pembantaian oleh tentara Jerman.

Mengutip dari laman resmi Yad Vashem, Pusat Peringatan Holocaust Dunia, Schindler lahir di Zwittau/Moravia wilayah Austria-Hungaria, kini Republik Ceko pada 28 April 1908. Ia anak tertua yang lahir di keluarga pengusaha mesin pertanian.

Schindler dikenal sebagai pengusaha yang suka berpesta dengan gaya hidup mewah. Ia menyebut dirinya sebagai pecandu alkohol. Baginya wanita adalah salah satu makhluk Tuhan yang harus dinikmati. Ia lihai melobi dan suka menyogok petinggi militer Jerman demi mendapatkan kontrak bisnis.

Advertising
Advertising

Mengutip dari artikel Majalah Tempo edisi 2 April 1994, bagi sekitar 1.300 orang Yahudi, Oskar Schindler adalah Hasidei Ummot Ha-Olam, yang disebut di dalam Kitab Talmud sebagai orang-orang bijak yang di seluruh dunia jumlahnya hanya ada 36 orang pada setiap kurun waktu. Ia menyelamatkan ribuan orang Yahudi ini dari pembantaian dengan mempekerjakan mereka di pabrik panci dan perkakas dapurnya, Deutsche Emailwaren Fabrik (DEF).

Schindler pernah bekerja sebagai intelijen untuk Nazi Jerman pada 1936. Usai Jerman menginvasi Polandia pada 1939, Schindler pindah ke Kraków dan aktif bertransaksi di pasar gelap.

Memanfaatkan situasi dan jaringannya di militer Jerman, Schindler berhasil membeli pabrik enamel milik seorang Yahudi di Krakow dengan harga murah. Dalam kurun tiga bulan, Schindler memiliki ratusan karyawan yang tujuh di antaranya adalah orang Yahudi. Pada 1942 hampir setengah dari pekerja di DEF adalah orang-orang Yahudi.

Bagi orang Yahudi, pabrik Schindler merupakan tempat berlindung. Kontrak yang terjalin antara militer Jerman dan Schindler membuat para pekerja Yahudi ini menjadi sosok penting. Schindler bakal protes jika pekerjanya diusik oleh tentara Jerman. “Kontrak-kontrak perang itu sangat vital bagi Jerman. Pabrik dan pekerja saya tidak boleh terganggu,” demikian alasan Oskar Schindler ketika menghadapi teror dari Nazi.

Menjelang akhir perang dunia II, saat Jerman sedang pada puncaknya membantai bangsa Yahudi, Oskar Schindler rela mengeluarkan uang banyak untuk menyuap petinggi militer dan “membeli” orang-orang Yahudi untuk bekerja di pabrik demi menyelamatkan mereka hingga membuatnya bangkrut. Ia meninggal di flatnya yang kecil di dekat stasiun Frankfurt pada 1974 dan dimakamkan di pemakaman Katolik di Gunung Sion di Yerusalem sesuai wasiatnya.

Baca Juga:

Israel Izinkan Umat Yahudi Berdoa di Masjid Al-Aqsa, MUI: Provokasi Berbahaya

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

1 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

2 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

5 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

6 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

6 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

8 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

8 hari lalu

Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 21 April 2024 masih berkutat seputar konflik terbaru Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

9 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Mengenal Yahudi Isfahan, Komunitas Tertua di Iran

9 hari lalu

Mengenal Yahudi Isfahan, Komunitas Tertua di Iran

Komunitas Yahudi di Isfahan merupakan yang tertua. Kota yang diduga diserang Israel pada Jumat lalu dihuni sekitar 1.500 orang Yahudi.

Baca Selengkapnya