Pengakuan Pemerintahan Taliban Bagi Qatar Belum Jadi Prioritas

Reporter

Tempo.co

Rabu, 13 Oktober 2021 09:00 WIB

Seorang perempuan yang mengenakan Burqa berjalan melewati Pasukan Taliban yang memblokir jalan-jalan di sekitar bandara, di Kabul, Afghanistan. 27 Agustus 2021. Taliban juga melarang perempuan menekuni olahraga karena dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam yang diyakini, dengan alasan khawatir bagian tubuh perempuan akan terekspose ketika berolahraga. REUTER/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Qatar sangat yakin mengakui pemerintahan Afghanistan yang sekarang dikendalikan Taliban bukan prioritas. Qatar ingin lebih fokus pada upaya membangun hubungan dengan pemerintahan baru di Afghanistan dan mengatasi masalah-masalah kemanusiaan di sana.

“Kami rasa pengakuan sekarang ini bukan sebuah prioritas. Yang lebih penting adalah kami berbicara soal kemanusiaan, pendidikan dan warga diizinkan melakukan perjalanan dengan bebas,” kata Mutlaq al-Qahtani, utusan khusus dari Kementerian Luar Negeri Qatar.

Al-Qahtani mendesak negara-negara di dunia agar mau membuka pintu komunikasi dengan Taliban yang sekarang secara de facto menjadi otoritas di Afghanistan. Saat yang sama, al-Qahtani juga menedesak kelompok radikal itu agar bertindakan dengan bertanggung jawab dan menghormati hak-hak perempuan untuk bekera dan ke sekolah bagi murid perempuan.

Advertising
Advertising

Delegasi Taliban bertemu dengan delegasi Qatar di Doha, Qatar, dalam foto yang diunggah ke media sosial pada 9 Oktober 2021. Handout media sosial/via REUTERS

Qatar saat ini dipandang sebagai salah satu negara yang cukup di dengar oleh Taliban. Qatar sekarang ini sedang menjadi tuan rumah perundingan antara Taliban dengan negara-negara Barat.

Menurut al-Qahtani, satu-satunya cara untuk bergerak maju adalah menawarkan pada Taliban lebih banyak kerja sama, kolaborasi dan bantuan. Namun Afghanistan harus bergerak pula menuju sebuah inklusifitas pemerintah, di mana masyarakat Afghanistan memutuskan sendiri masa depan mereka.

Taliban sudah dua bulan berkuasa di Afghansitan. Taliban sekarang ini di dorong untuk membangun sejumlah hubungan dengan negara-negara lain guna membantu Afghanistan mengatasi krisis ekonomi di sana. Sayangnya, sejauh ini Taliban belum mau mengizinkan murid perempuan (SMA) kembali ke sekolah, padahal itu salah satu tuntutan komunitas internasional.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Ingin Kembali ke Negara Asal

Sumber: Reuters

Berita terkait

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

5 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

12 jam lalu

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

1 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

3 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

3 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

4 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

4 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

5 hari lalu

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia Vs Irak berjibaku untuk posisi ketiga di Piala Asia U-23 2024. Berikut profil Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar.

Baca Selengkapnya