Militer Cina dan India Siaga, Perundingan Sengketa Perbatasan di Himalaya Macet

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 11 Oktober 2021 19:10 WIB

Aesip: Sebuah pesawat tempur India terbang di atas pegunungan di wilayah Ladakh [File: Danish Siddiqui / Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Tensi di perbatasan Cina dan India di Himalaya kembali naik. Pembicaraan antara komandan militer kedua negara untuk menyelesaikan kebuntuan berlarut-larut di bentangan perbatasan yang disengketakan telah gagal.

Kedua pihak pada Senin, 11 Oktober 2021, mengeluarkan pernyataan saling menyalahkan atas kegagalan penyelesaian sengketa perbatasan ini.

Tentara India dan Cina berkali-kali terlibat pertempuran di dataran tinggi di wilayah Ladakh India sejak tahun lalu, meskipun kedua militer mengadakan lebih dari selusin putaran pembicaraan untuk meredakan situasi.

Pada hari Minggu, para komandan bertemu untuk ke-13 kalinya, dengan pejabat India mengatakan bahwa konfrontasi telah dipicu oleh "upaya sepihak Cina untuk mengubah status quo", kata kementerian pertahanan India dalam sebuah pernyataan.

"Selama pertemuan itu, pihak India membuat saran konstruktif untuk menyelesaikan wilayah yang tersisa tetapi pihak Cina tidak setuju dan juga tidak dapat memberikan proposal berwawasan ke depan," kata kementerian pertahanan India, dan menambahkan bahwa pertemuan itu tidak menghasilkan resolusi.

Advertising
Advertising

Pada bulan Februari, kedua pihak telah sepakat untuk menarik kembali pasukan dari beberapa daerah di sekitar Pangong Tso, sebuah danau glasial di ketinggian 4.270 meter, setelah negosiasi yang berkepanjangan antara komandan militer dan diplomat dari kedua belah pihak.

Sebuah papan nama terlihat dari sisi India perbatasan Indo-Cina di Bumla, di negara bagian Arunachal Pradesh, India timur laut, 11 November 2009. REUTERS/Adnan Abidi/File Photo

Cina menyalahkan India

"Pihak India terus bersikeras pada tuntutan yang tidak masuk akal dan tidak realistis, yang membuat negosiasi menjadi lebih sulit," kata Long Shaohua, juru bicara komando Barat Tentara Pembebasan Rakyat Cina, menurut pemberitahuan yang diposting di akun WeChat komando.

Long mengatakan, dia berharap India tidak akan "salah menilai situasi" dan akan bekerja dengan Cina untuk menjaga perdamaian di daerah tersebut.

Pengerahan pasukan oleh kedua negara ditingkatkan setelah bentrokan pada Juni 2020, ketika 20 tentara India tewas dalam perkelahian dengan batang besi dan batu di Lembah Galwan Ladakh.

Di pihak Cina tidak diumumkan berapa jumlah korban yang jatuh. Namun ini merupakan konfrontasi pertama mereka di perbatasan dalam 45 tahun.

Kedua pasukan tetap berada dalam jarak dekat di bagian lain Ladakh, gurun salju gersang yang membentang di bagian perbatasan sepanjang 3.500 km antara tetangga bersenjata nuklir itu.

Kedua negara, yang terlibat perang perbatasan pada tahun 1962, memiliki klaim yang tumpang tindih atas wilayah luas di sepanjang perbatasan di Himalaya itu.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

9 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

14 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

19 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

2 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya