Bapak Nuklir Pakistan Abdul Qadeer Khan Meninggal setelah Terpapar Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 10 Oktober 2021 17:17 WIB

Ilmuwan nuklir Abdul Qadeer Khan tersenyum kepada media setelah putusan pengadilannya di luar kediamannya di Islamabad 6 Februari 2009. REUTERS/Mian Khursheed

TEMPO.CO, Jakarta - Abdul Qadeer Khan, yang dijuluki Bapak Nuklir Pakistan, meninggal pada Minggu, 10 Oktober 2021 dalam usia 85 tahun.

Khan dirawat di Rumah Sakit Laboratorium Penelitian Khan pada 26 Agustus setelah dites positif Covid-19 dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit militer di Rawalpindi, kata kantor berita Associated Press of Pakistan.

"Dia dicintai oleh bangsa kita karena kontribusi kritisnya dalam menjadikan kita negara bersenjata nuklir," kata Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Twitter. "Bagi rakyat Pakistan, dia adalah ikon nasional."

Dia berada di pusat skandal proliferasi nuklir global pada 2004 yang melibatkan penjualan rahasia nuklir ke Korea Utara, Iran dan Libya. Setelah pengakuan di televisi nasional, Khan diampuni oleh presiden saat itu Pervez Musharraf tetapi dia tetap berada di bawah tahanan rumah selama bertahun-tahun di rumahnya yang megah di Islamabad.

Dalam pengakuannya, Khan mengatakan dia bertindak sendiri tanpa sepengetahuan pejabat negara. Namun, dia kemudian mengatakan bahwa dia telah dikambinghitamkan.

Advertising
Advertising

"Dia membantu kami mengembangkan pencegahan nuklir yang menyelamatkan bangsa, dan negara tidak akan pernah melupakan jasanya dalam hal ini," kata Presiden Pakistan Arif Alvi dalam sebuah tweet seperti dikutip Reuters.

Perdana Menteri Khan, yang tidak ada hubungan keluarga dengan Abdul Qadeer Khan, mengatakan ilmuwan itu akan dimakamkan di kompleks masjid Faisal Islamabad, sesuai dengan keinginannya.

Menurut Al Jazeera, Khan dipuji karena membawa Pakistan setara dengan musuh bebuyutan India di bidang atom dan membuat pertahanannya “tak tertembus”.

Tapi dia menjadi sorotan internasional ketika dia dituduh secara ilegal berbagi teknologi nuklir dengan Iran, Libya dan Korea Utara.

Pada tahun 2006 Khan terkena kanker prostat tetapi pulih setelah operasi.

Pengadilan mengakhiri tahanan rumah Abdul Qadeer Khan pada Februari 2009, tetapi pergerakan Khan dijaga ketat, dan dia didampingi oleh pihak berwenang setiap kali dia meninggalkan rumahnya di Islamabad.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

16 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

4 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

5 hari lalu

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

Panglima Garda Revolusi Iran menyatakan Iran tak pernah terhambat dengan sanksi-sanksi Barat.

Baca Selengkapnya