Taliban Tolak Bekerja Sama dengan AS Atasi Teror ISIS di Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 10 Oktober 2021 14:43 WIB

Pasukan Taliban bersenjata berjaga di Bandara Internasional Hamid Karzai yang telah ditinggalkan tentara Amerika Serikat, di Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. Kendaraan-kendaraan yang membawa anggota Taliban bersenjata tampak mengelilingi area landasan pacu Bandara Internasional Hamid Karzai di sisi utara lapangan terbang militer. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban menolak bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk menahan gempuran ekstrimis ISIS di Afghanistan. Pertemuan Taliban dengan AS adalah pertama kalinya sejak penarikan pasukan Amerika di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.

Pejabat senior Taliban dan perwakilan AS bertemu akhir pekan ini di Doha, ibu kota Qatar. Pejabat kedua belah pihak mengatakan pembicaraan terkait masalah penanganan kelompok ekstremis ISIS-K serta evakuasi warga asing dan warga Afghanistan dari negara itu. Taliban mengisyaratkan bahwa evakuasi bisa dilakukan.

Namun menurut juru bicara politik Taliban Suhail Shaheen kepada The Associated Press, Taliban tidak akan bekerja sama dengan Washington untuk menahan kelompok ISIS-K yang semakin aktif di Afghanistan. ISIS bertanggung jawab atas sejumlah serangan baru-baru ini, termasuk bom bunuh diri yang menewaskan 46 minoritas Muslim Syiah pada Jumat lalu. Serangan ini melukai puluhan orang lainnya saat mereka salat di sebuah masjid di utara kota Kunduz.

“Kami dapat mengatasi Daesh (ISIS) secara independen,” kata Shaheen, ketika ditanya apakah Taliban akan bekerja dengan AS untuk menahan afiliasi ISIS.

ISIS telah melakukan serangan terhadap Syiah sejak kelompok ini muncul di Afghanistan timur pada 2014. ISIS juga dipandang sebagai kelompok teror yang menimbulkan ancaman terbesar bagi Amerika Serikat karena potensinya melancarkan serangan terhadap target Amerika.

Advertising
Advertising

Pertemuan di Doha adalah yang pertama sejak pasukan AS menarik diri dari Afghanistan. Namun AS menyatakan bahwa pembicaraan itu bukan berarti Amerika mengakui pemerintahan Taliban.

Pembicaraan terjadi dua hari sdetelah diskusi yang sulit antara pejabat Pakistan dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman di Islamabad. Para pejabat Pakistan mendesak AS untuk terlibat dengan penguasa baru Afghanistan dan mengeluarkan miliaran dolar dana internasional untuk mencegah kehancuran ekonomi. Pakistan juga berpesan kepada Taliban agar lebih inklusif dan memperhatikan hak asasi manusia dan kelompok etnis dan agama minoritas.

Baca: Gembiranya Taliban Menyerbu Taman Hiburan, Main Bajak Laut hingga Korsel Terbang

AP NEWS

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

36 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

4 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

5 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

6 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

6 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

7 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

11 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

12 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya