Krisis Ekonomi Myanmar Terparah dalam 20 Tahun Terakhir, Rakyat Kelaparan

Reporter

Tempo.co

Kamis, 7 Oktober 2021 08:15 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa di Myanmar menyatakan negara ini sedang dilanda krisis ekonomi yang parah dalam 20 tahun terkahir. Menurut pejabat PBB untuk Myanmar, Andrew Kirkwood, jutaan orang terancam kelaparan dan setengah penduduk Myanmar atau 20 juta orang hidup dalam kemiskinan.

Jumlah orang yang membutuhkan bantuan telah naik tiga kali lipat menjadi 3 juta orang sejak negara itu diambil alih oleh militer pada 1 Februari 2021. Krisis ekonomi terjadi akibat dari meningkatnya perselisihan komunal, penggulingan militer dari pemerintah yang dipilih secara demokratis dan pandemi virus corona.

“Jadi apa yang terjadi di sini adalah krisis di atas krisis,” katanya pada Kamis pekan lalu.

Ketika tentara Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, gelombang protes terjadi. Akibatnya lebih dari 1.100 orang tewas.

Mata uang Myanmar Kyat merosot hingga 60 persen sejak awal September lalu. Akibatnya harga pangan dan bahan bakar meroket.

Advertising
Advertising

Banyak toko emas dan tempat penukaran uang tutup. Sedangkan mata uang Myanmar, Kyat, merosot drastis. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Myanmar akan turun hingga 18 persen tahun ini.

Juru bicara junta militer Zaw Min Tun mengatakan bank sentral tidak dapat memenuhi permintaan yang tinggi terhadap dolar. "Pemerintah sedang melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan situasi ini sebaik mungkin," kata Zaw Min Tun pada konferensi pers reguler. "Seperti yang terjadi di bawah pemerintahan ini, pemerintah saat ini harus bertanggung jawab."

Menurut militer, krisis ekonomi terjadi karena faktor eksternal dan pandemi virus corona. Namun ia tak merincinya. "Kami bertanggung jawab untuk membangun ekonomi kembali," katanya.

Baca: Menlu ASEAN Pertimbangkan untuk Tidak Mengundang Junta Myanmar ke KTT ASEAN

INDIAN EXPRESS | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya