Wanita Muda Meninggal Disuntik Vaksin Covid-19, Kena Sindrom Pembekuan Darah

Reporter

Tempo.co

Rabu, 6 Oktober 2021 18:17 WIB

Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita di King County, Washington, Amerika Serikat, meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19 produksi Johnson & Johnson. Ia terkena sindrom pembekuan darah yang langka setelah menerima vaksin, menurut pernyataan yang diposting online oleh Kesehatan Masyarakat, Seattle & King County.

Wanita yang berusia akhir 30-an, divaksinasi pada 26 Agustus dan meninggal pada 7 September karena trombosis dengan sindrom trombositopenia, yang dikenal sebagai TTS. Ini adalah peristiwa pembekuan yang langka dan berpotensi mematikan dan dikaitkan dengan pemberian vaksin J&J.

Kesehatan Masyarakat, Seattle & King County mengatakan diagnosis itu dikonfirmasi oleh Proyek Penilaian Keselamatan Imunisasi Klinis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. CDC telah melaporkan tiga kematian TTS lainnya yang dikonfirmasi secara nasional, menurut rilis tersebut.

Ihwal peristiwa tersbut, juru bicara J&J menyatakan keamanan dan kesejahteraan setiap individu yang menerima produk Johnson & Johnson menjadi prioritas utama. "Setiap laporan efek samping tentang individu yang menerima vaksin COVID-19 sekali pakai Johnson & Johnson, serta penilaian kami sendiri atas laporan tersebut, dibagikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Badan Obat Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas kesehatan lain yang sesuai di mana vaksin kami diizinkan," ujar juru bicara tersebut kepada CNN.

Kantor Pemeriksa Medis King County mengkonfirmasi kepada CNN bahwa Wilson meninggal pada 7 September. Dalam sebuah pernyataan, CDC mengatakan pihaknya mengetahui kasus tersebut. Laporan itu menunjukkan hubungan sebab akibat yang masuk akal antara Vaksin J&J/Janssen COVID-19 dan TTS. Badan tersebut mengatakan akan merilis informasi terbaru tentang kasus TTS akhir tahun ini.

Advertising
Advertising

Awal tahun ini, CDC dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS merekomendasikan penghentian penggunaan vaksin J&J Covid-19. Sebabnya ditemukan sejumlah kecil laporan pembekuan darah di antara orang-orang yang telah menerima vaksin Johnson & Johnson. Kebanyakan dari mereka adalah wanita berusia muda.

Pejabat kesehatan mengatakan Johnson & Johnson aman dan efektif. Manfaat dari vaksin Covid-19 ini jauh lebih besar dibandingkan risikonya.

Pembekuan darah yang parah hanyalah salah satu dari banyak risiko serius dari Covid-19. Virus corona telah menyebabkan lebih dari 700.000 kematian di Amerika Serikat.

Lebih dari 186 juta orang di Amerika Serikat telah divaksinasi lengkap, hampir 15 juta menerima vaksin Johnson & Johnson, dengan sedikit efek samping yang serius.

CDC mengatakan untuk penerima vaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna tidak ada kasus pembekuan darah yang serius. "Wanita di bawah umur 50 tahun harus sadar akan risiko yang jarang namun meningkat dari kejadian buruk ini. Mereka harus tahu tentang opsi vaksin Covid-19 lain yang tersedia meski risikonya belum terlihat," kata badan tersebut.

Selain penerima vaksin Johnson & Johnson, kasus pembekuan darah juga dikaitkan dengan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, yang tidak diizinkan digunakan di Amerika Serikat. Namun vaksin AstraZeneca digunakan secara luas di negara lain.

AFIFA RIZKIA AMANI | CNN

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

2 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

2 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya